Postingan soal Capres Picu Pembunuhan, Begini Pesan Tim Jokowi

Postingan soal Capres Picu Pembunuhan, Begini Pesan Tim Jokowi

Elza Astari Retaduari - detikNews
Selasa, 27 Nov 2018 17:05 WIB
Wakil Ketua TKN Jokowi Johnny G Plate (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Posting-an mengenai capres menjadi pemicu kasus penembakan di Sampang, Jawa Timur, sehingga menyebabkan satu nyawa melayang. Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengimbau para pendukung tidak mudah terprovokasi.

"Kepada para pendukung capres nomor 01, kami mengajak untuk selalu waspada atas provokasi dan intimidasi," ungkap Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Johnny G Plate, lewat pesan singkat, Selasa (27/11/2018).

Johnny mengajak para pendukung Jokowi-Ma'ruf mengisi masa kampanye dengan kegiatan menggembirakan, subtantif, dan bersifat positif. Bila berdebat dengan pihak lawan, ia mengajak pendukung melakukan adu gagasan, program, dan rekam jejak capres.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak perlu terpancing dan hindari setiap potensi kekerasan fisik dan verbal," ucap Johnny.

Mengenai kasus penembakan di Sampang yang berujung kematian, Sekjen NasDem ini menyerahkannya kepada pihak kepolisian. Johnny juga mengajak timses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengambil langkah-langkah pencegahan agar hal tersebut tidak terjadi lagi.

"Tim sukses harus mewaspadai dan mengambil langkah pencegahan agar konflik horisontal selalu dapat dihindari karena itu hanya akan merusak demokrasi dan masyarakat menjadi korban yang sia-sia," tutur anggota DPR itu.




Johnny lalu mengingatkan arahan petahana Presiden Jokowi soal masalah hoax dan fitnah. Jokowi bahkan sampai mengeluarkan pernyataan 'ingin menabok penyebar hoax'.

"Pak Jokowi selalu mengingatkan agar masa kampanye harus diisi dengan kegiatan kampanye yang menyenangkan dan menggembirakan, jangan diisi dengan fitnah dan hoax yang memecah belah masyarakat dan merugikan demokrasi kita yang sedang kita bangun," sebut Johnny.

Idris (30) menembak Subaidi (40) pada Rabu (21/11) lalu. Persoalan ini bermula ketika akun Idris berkomentar di laman facebook seseorang yang memposting 'Siapa pendukung Jokowi yang ingin merasakan pedang ini'. Akun milik Idris memberikan komentar 'Saya pingin merasakan tajamnya pedang tersebut'.

Keesokan harinya Idris didatangi oleh seseorang yang tidak terima dengan komentar Idris di laman Facebook itu. Kepada orang yang mendatangi itu, Idris mengatakan akun Facebook miliknya sudah tidak bisa dia kendalikan karena ponsel miliknya sudah dijual. Sehari kemudian, beredar video yang memperlihatkan Idris saat didatangi oleh orang tersebut. Polisi menyatakan posting-an di video itu dibumbui kalimat yang menyudutkan dan mengancam Idris. Idris, yang tidak terima dengan video itu, kemudian menghampiri Subaidi, yang diketahui merupakan pengunggah video itu. Idris menembak Subaidi di dada kiri hingga akhirnya tewas. (ear/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads