"Kalau kita lihat keunggulan Jokowi atas Prabowo di semua Pulau Jawa itu selisih kemenangannya lebih besar di Jawa daripada di luar Jawa, dan lebih besar dari desa daripada di kota," kata Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, di Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Selasa (27/11/2018).
Survei dilakukan pada 4-16 November 2018 terhadap 1.200 responden, populasinya seluruh warga yang memiliki hak pilih. Survei dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara acak atau multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. Margin of error survei +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rico mengatakan kubu Jokowi punya gaya komunikasi yang lebih merakyat. Jokowi juga kerap menggunakan simbol-simbol sehingga masyarakat bisa lebih mudah menangkap pesan.
"Tim Prabowo harus memikirkan bagaimana caranya memilih bahasa yang sederhana sehingga mereka bisa masuk kembali ke desa. Makanya sebenarnya Jokowi unggul di sana karena pandai dalam memilih simbol. Dulu dia waktu orang sibuk konflik, dia pilih simbol adu sarung tinju. Itu kan bahasa simbol, bahasa yang mudah dimengerti orang," ucap Rico.
Pada poin ini, Jokowi menjadi lebih diterima di desa. Meski begitu kubu Jokowi dinilai kedodoran saat adu gagasan dengan kubu Prabowo.
"Bahasa Prabowo-Sandi dan timnya itu bahasa yang menurut saya perkotaan, terlalu tinggi visi misi gagasan. Makanya mereka nggak kena di desa. Jokowi lebih jago. Itu juga kenapa Jokowi suaranya lebih rendah di kota karena memang secara adu gagasan mungkin agak kedodoran gitu," ujarnya.
Dalam masa kampanye yang sudah berjalan dua bulan ini, kedua kubu belum mulai mengadu gagasan. Bahkan, masa kampanye ini diisi dengan isu hoax dan juga saling serang personal.
Rico mengatakan sebetulnya perdebatan yang terjadi masih bisa dianggap sehat selama tidak ada saling serang dalam konteks fisik. Pada Pilpres ini diperlukan adu gagasan dan adu kecerdasan.
"Bangsa ini harus terbiasa berargumen tanpa berkelahi. Jadi kerasnya perdebatan di medsos, terutama di wilayah perkotaan ini, itu sebenarnya gejala yang sehat asal tidak diikuti dengan gejala saling serang, saling serbu," tutur Rico.
Dalam survei ini, Jokowi-Ma'ruf unggul dari Prabowo-Sandi dengan selisih 12,2 persen suara. Jokowi-Ma'ruf mendapat 47,7 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 35,5 persen.
"Jadi PR (pekerjaan rumah) Jokowi adalah suaranya harusnya bisa lebih baik dari ini. Dan ini adalah evaluasi Prabowo juga, ini sudah tiga kali dia ikut pilpres, jadi ini evaluasi dari kedua belah pihak," kata Rico.
Berikut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi berdasarkan kategori lokasi:
Pulau Jawa:
01. Jokowi-Ma'ruf Amin: 48,7 persen
02. Prabowo-Sandiaga: 32,7 persen
Belum memilih: 18,6 persen
Luar Jawa:
01. Jokowi-Ma'ruf Amin: 46,6 persen
02. Prabowo-Sandiaga: 39,6 persen
Belum memilih 13,8 persen
Desa:
01. Jokowi-Ma'ruf Amin: 47,8 persen
02. Prabowo-Sandiaga: 33,2 persen
Belum memilih 19,0 persen
Kota:
01. Jokowi-Ma'ruf Amin: 47,9 persen
02. Prabowo-Sandiaga: 38,7 persen
Belum memilih 13,4 persen
Simak Juga 'Jokowi-Ma'ruf Masih Unggul Versi Survei Median':
(zap/jbr)