Rommy mengatakan hal tersebut di depan para santri Ponpes Al Hasaniyah, Brebes pada acara Halaqoh Alim Ulama, Minggu (25/11/2018). Menurutnya, tradisi perbedaan pendapat juga sudah menjadi hal biasa di kalangan santri.
Pada kitab fiqh, lanjut Rommy, para ulama sering mengakomodir sejumlah pendapat yang berbeda tentang suatu hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengatakan kini banyak kelompok yang suka marah karena perbedaan politik. Khususnya pendukung dua calon presiden yang akan bertarung di Pilpres 2019.
Tahun depan, hanya ada dua capres sehingga membuat polarisasi pendukung semakin kental. Bahkan ada yang saling mengkafirkan kelompok lainnya.
"Pada Pilpres 2019 hanya ada dua capres yang maju, sama dengan Pilpres 2014 lalu. Sehingga dua calon ini membuat rivalitas sangat kuat dan masyarakat seperti terbelah pada dua kelompok. Berbeda dengan 2004 lalu saat ada lima pasangan calon dan 2009 ada tiga pasangan calon," jelasnya.
Rommy berharap keadaan tetap terkendali dan masing-masing pendukung bisa saling menghargai meskipun hanya ada dua capres. Setiap pasangan calon dan pendukungnya juga diminta untuk melakukan kampanye politik, yaitu memperkenalkan profil capres yang dipilih sekaligus program yang ditawarkan.
Sebagai pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Rommy yakin pasangan dukungan PPP ini akan memperoleh 80% suara di Jawa Tengah.
"Jawa Tengah merupakan daerah yang paling optimis untuk memenangkannya Jokowi-Amin dan pasangan ini kami yakin bisa mendapatkan 80% suara di Pilpres mendatang," pungkasnya. (idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini