"Terkait ucapan Pak Prabowo, itu bentuk sentilan agar negara ini harus serius untuk bersaing. Investasi di riset dan pengembangan kita saja cuma 0.5%-1% APBN. Sama Thailand dan Vietnam saja, kita sudah ketinggalan sejauh tujuh tikungan obat nyamuk, apalagi sama Inggris atau Amerika Serikat. Kalau cara mengelola negara seperti sekarang, masih ada Profesor fisika saja udah bagus," kata Jubir Prabowo-Sandi, Faldo Maldini, kepada detikcom, Sabtu (24/11/2018).
Dia kemudian menceritakan pengalamannya berkuliah di Imperial College London. Saat itu, menurutnya, dia melakukan riset tentang thin film yang berguna untuk pengembangan ilmu dan energi terbarukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kuliah saya di Inggris itu menjual hasil penelitian ke industri dan ciptakan kolaborasi. Pada awalnya, negara semua yang danai. Sekarang, swasta sudah banyak sekali yang invest. Teknologi yang kita lihat hari ini, macam layar touch screen ini, sudah ada di Lab Imperial College dan MIT (Massachusetts Institute of Technology) sejak tahun 1980-an. Investasi negaranya adalah untuk masa depan," sambung Faldo.
Faldo kemudian mengatakan dirinya merasakan keresahan rekannya sesama lulusan fisika. Dia menilai pemerintah harus menciptakan ekosistem yang baik agar fisikawan bisa berkembang dan bersaing secara global.
"Saya merasakan keresahan sejawat saya. Lulus kuliah lebih banyak jadi guru bimbel, tidak banyak yang jadi ilmuwan. Saya tidak bilang jadi guru bimbel itu buruk, nanti saya dibilang jadi penista guru bimbel oleh kubu 01 yang kehabisan bahan kampanye, tetapi konteks hari ini kita butuh banyak fisikawan untuk bersaing secara global. Ekosistemnya harus diciptakan. Kalau Indonesia tidak serius menuju negara industri, ahli sains kita pasti angkat kaki semua dari Indonesia," ucap Faldo.
Sebelumnya, Prabowo mengeluhkan kurangnya perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Prabowo memberi contoh kurang berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia adalah kurangnya profesor fisika.
"Kita hanya memiliki satu profesor fisika, hanya satu, coba bayangkan," ungkapnya dalam acara Indonesia Economic Forum, di Hotel Shangri-La, Rabu (21/11) lalu.
"Di abad 21, abadnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Lalu bagaimana kita mau bersaing di bidang ilmu pengetahuan?" sambungnya.
Ucapan Prabowo pun dibantah oleh kubu pro capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin. Apa yang disebutkan Prabowo itu dinilai sebagai hoax, karena Indonesia punya banyak profesor fisika.
"Pernyataan Prabowo ini adalah penistaan dan penghinaan terhadap intelektualitas bangsa Indonesia yang seolah-olah bodoh dan tidak punya kemampuan untuk mempelajari fisika, padahal Indonesia banyak memiliki ilmuwan baik yang berkiprah di dalam negeri maupun di luar negeri," kata Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/11). (haf/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini