"Kegaduhan Prabowo jauh lebih dahsyat. Ada Ratna, soal kardus, tampang Boyolali, dan lainnya," ujar Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, kepada wartawan, Sabtu (24/11/2018).
Ratna yang dimaksud Karding adalah soal kebohongan Ratna Sarumpaet. Kemudian istilah 'kardus' muncul dari politikus Demokrat Andi Arief yang menyebut Prabowo 'Jenderal Kardus' setelah gagal memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapresnya. Sementara itu, pernyataan Prabowo tentang 'tampang Boyolali' sempat menjadi kontroversi karena dianggap merendahkan warga Boyolali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kubu Prabowo mengkritik penggunaan diksi yang digunakan Jokowi beberapa waktu terakhir. Setelah 'politik genderuwo' dan 'politik sontoloyo', Jokowi kini mengatakan ingin menabok penyebar hoax yang menuduhnya sebagai PKI.
Menurut Karding, Jokowi menggunakan diksi yang cukup kuat itu karena penyebaran fitnah sudah semakin menjadi-jadi. Jokowi, menurutnya, perlu mengingatkan masyarakat Indonesia akan bahaya hoax.
"Apa yang disampaikan Pak Jokowi itu adalah upaya untuk menahan dan mengingatkan bahwa penebaran isu-isu itu sangat berbahaya. Bagi budaya, bagi persaudaraan dan persatuan Indonesia," jelas Karding.
Selama menjadi presiden, Jokowi jarang melawan serangan terhadap dirinya, termasuk isu soal PKI. Namun, menurut Karding, isu-isu seperti itu tak bisa lagi didiamkan.
"Empat tahun Pak Jokowi diam, tidak membantah dan klarifikasi terhadap isu PKI, antek asing, aseng, anti-Islam, yang tidak ada faktanya. Ada isu lalu siapa yang menyebarkan. Apakah pendukung Jokowi? Pasti bukan," tegas politikus PKB itu.
Jokowi tampaknya juga punya alasan yang kuat mengapa menunjukkan kegeramannya terhadap hoax PKI itu. Berdasarkan survei internal TKN, fitnah tersebut ternyata punya dampak terhadap Jokowi.
"Menurut data, 9 juta orang percaya kalau Jokowi PKI. Padahal itu bohong. Apakah ini tidak perlu dijawab? Jangan lempar batu sembunyi tangan," tutur Karding.
Anggota Komisi III DPR ini pun meminta pihak Prabowo-Sandiaga berkampanye positif. Karding juga meminta kubu pasangan nomor urut 02 itu untuk tidak melempar isu tanpa data akurat.
"Kampanyelah dengan penuh kejujuran, data yang benar. Ingat rakyat, ingat bangsa Indonesia. Jangan rusak itu dengan narasi kebohongan," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, menyoroti istilah-istilah yang belakangan digunakan Jokowi. Mulai politikus sontoloyo, genderuwo, hingga ingin menabok pihak penyebar hoax.
"Pak Jokowi sumber kegaduhan. Pihak sebelah ini kok tidak mau pemilu riang gembira. Diksinya bukan bicara program lagi, visi-misi, atau adu gagasan," kata Andre, Jumat (23/11). (elz/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini