Dia dipasung karena mengalami gangguan jiwa dan kerap mengamuk sehingga mengancam keselamatan warga lain. Ahmad kerap mengganggu, bahkan sering melempari rumah warga dengan batu.
Kini kondisi Ahmad sangat memprihatinkan. Dia hanya hidup dengan ayahnya, Talib (75), yang sudah uzur di rumah yang sangat sederhana. Untuk makan sehari-hari, mereka hanya mengandalkan belas kasihan para tetangga dan keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat masih kuat, Talib mencari nafkah dengan menjadi buruh tani dan berladang. Tetapi kini sudah sangat tua dan tak sanggup lagi bekerja.
Menurut Talib, sewaktu muda, Ahmad sebenarnya cukup kreatif, bahkan menjadi andalan sebuah band di daerah ini dengan keahliannya meniup seruling.
Ahmad mengalami gangguan jiwa saat menjadi TKI di Malaysia. Tidak diketahui penyebabnya, tiba-tiba Ahmad dipulangkan.
"Tiba di kampung, Ahmad banyak berulah, mengganggu warga dan melempari sejumlah rumah penduduk. Karena ia mengganggu, keluarga dan warga sepakat memasungnya hingga kini. Pernah dicoba pasungnya dilepas, tetapi kembali Ahmad berulah dengan menyerang warga dan melempari lagi sejumlah rumah penduduk," ungkap Talib saat disambangi detikcom Rabu (21/11/2018).
Tetapi kini Ahmad lumpuh. Meski pasungnya dilepas, dia tak bisa lagi bergerak secara bebas. Talib berharap ada pihak yang memberikan bantuan, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ketua RT Dusun Kamudi, Desa Rababaka, Syamsuddin Aswat, menyatakan sejauh ini belum ada pihak yang memberikan bantuan. Ahmad hidup dengan mengandalkan orang tua dan bantuan tetangga.
Memang sebelumnya ada yang menawarkan bantuan untuk membawa Ahmad berobat ke Mataram. Tetapi karena keluarga tidak punya kemampuan apa-apa, terutama uang, Ahmad tidak diizinkan dibawa berobat. Karena itu, yang merasa prihatin dan trenyuh terhadap kondisi Ahmad, silakan datang langsung ke Dusun Kamudi, Desa Rababaka, Kecamatan Woja, Dompu, NTB. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini