"Kalau proses pembentukan tanah dan turapnya kita usahakan pertengahan Desember selesai," ujar staf Dinas SDA Bidang Aliran Tengah, Zaenal, ketika dihubungi detikcom, Senin (19/11/2018).
Zaenal mengatakan letak bahan material yang jauh dari lokasi menjadi kendala dalam pembuatan turap. Terlebih, kondisi jalan di lokasi tanah amblas yang sempit mengakibatkan truk susah masuk membawa bahan dalam jumlah yang besar.
Rencananya, turap akan dibangun sepanjang 80 meter. Saat ini pihaknya sudah membangun turap sepanjang 50 meter sejak pertengahan Oktober ketika tanah tersebut longsor.
"SDA mulai pengerjaan dari pertengahan Oktober. Pokoknya pas UPK Badan Air minta kita perbaiki turap. Awal mulanya itu adalah pengerukan dari UPK badan air buat pendalaman sungai, mengakibatkan beberapa turap longsor. Terus berkirim surat ke kita ya kita kerjakan. Target kita 80 meter, sekarang sudah sekitar 50 meteran," kata Zaenal.
Zaenal menyebut kondisi tanah di sekitar bantaran anak Kali Ciliwung itu memang tidak padat. Menurutnya, kondisi tanah yang bercampur dengan urukan sampah membuat tanah bersifat lunak.
"Itu tanahnya kan memang awal mulanya itu urukan sampah, jadi tanah yang bercampur sampah, jadi kondisi tanahnya nggak padat. Apalagi di situ ada rumah warga," jelasnya.
Peristiwa tanah amblas terjadi pada Minggu (18/11) pukul 10.00 WIB di wilayah Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. Camat Pademangan Mumu Mujtahid mengatakan kali tersebut termasuk aliran kali anak Ciliwung.
"Saya dapat info pagi sekitar pukul 10.00 WIB, (kejadiannya) ada di RT 01 RW 08 dan RT 04 RW 01 Kelurahan Ancol. Ada 3 titik longsor yang di dua lokasi tersebut, itu masih dalam satu aliran anak sungai Ciliwung," ucapnya ketika dihubungi detikcom. (idh/idh)