Buntut Penutupan Gereja, Kapolri dan Kapolda Jabar Disomasi

Buntut Penutupan Gereja, Kapolri dan Kapolda Jabar Disomasi

- detikNews
Minggu, 28 Agu 2005 17:11 WIB
Jakarta - Kasus penutupan sejumlah gereja terus menjadi sorotan akhir-akhir ini. Sejumlah organisasi berkumpul dan menuntut agar kasus ini segera ditindak. Mereka mengancam mensomasi Kapolda Jabar dan Kapolri apabila tidak menangkap pelakunya dalam satu bulan."Kita akan mensomasi Kapolda Jabar dan Kapolri apabila tidak bisa menetapkan tersangka paling lambat 1 bulan setelah penyelidikan," kata Ketua Serikat Pengacara Rakyat Habib Burohman kepada wartawan di di Gedung Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Salemba, Jakarta Pusat, Minggu (28/8/2005).Acara ini juga dihadiri perwakilan Front Pembela Katolik, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi, Gerakan Pemuda Kerakyatan, Himpunan Pembela Publik Indonesia dan Partai rakyat Demokratik.Burohman menjelaskan, dalam kurun waktu Juli hingga Agustus, terdapat 60 gereja yang ditutup oleh organisasi yang menamakan Aliansi Gerakan Anti Pemurtadan (AGAP). Penutupan ini dilakukan di daerah Cimahi, Padalarang, Cianjur, dan beberapa daerah di Jawa Tengah. Menurut Burohman, pertemuan sudah dilakukan dengan beberapa pihak menyusul kasus penutupan gereja ini. Di antaranya adalah beberapa anggota Komisi E DPRD Bandung, Ketua Dewan Syuro PKB Sugiat, Ketua Fatayat NU Imas Masitoh, dan anggota Majelis Mujahidin Indonesia Fauzan al Anshori. Burohman mengklaim, semua pihak yang ditemuinya itu memprotes aksi penutupan gereja tersebut."Kita semua yang datang juga mengecam tindakan AGAP dan mendukung Polda Jabar untuk menyelidiki kasus ini hingga tuntas. Mereka telah melanggar pasal 22 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM," tegasnya.Sejumlah organisasi ini juga memberikan ultamatum kepada pihak kepolisian. Ultimatum itu adalah kepolisian harus segera melakukan penyelidikan dalam konteks hukum acara pidana atas kasus penutupan gereja ini. Kepolisian juga harus memberikan laporan penyelidikan kepada masyarakat luas dua minggu sekali dengan metode konferensi pers.Burohman memberikan penilaian terhadap gerakan AGAP. Selain sangat terorganisir, mereka juga sangat militan. "Modus yang digunakan sama dengan kerusahan Ambon. Anggotanya bukan dari sekitar sana. Ada kesan kesengajaan memobilisasi massa ke daerah tersebut," ungkapnya.Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Edi Darnadi membantah telah terjadi penutupan sejumlah gereja di Jawa Barat secara paksa. Kapolda menekankan kabar tersebut adalah kabar bohong. Menurutnya, yang terjadi adalah penutupan tempat tinggal yang dijadikan tempat ibadah salah satu agama tertentu yang terletak di area pemukiman warga. "Seharusnya mereka ini minta izin dari warga dulu. Mereka punya hak untuk menutupnya, tidak ada unsur pidana yang dilanggar," ujar Edi. (atq/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads