Jakarta - Meskipun sempat mengalami gangguan pada 18 Agustus lalu, yang menyebabkan padamnya listrik di Pulau Jawa dan Bali, PLTU Suralaya masih dalam kondisi yang cukup baik. Pasokan listrik dari tujuh unit pembangkit PLTU Suralaya aman. Menurut General Manager UBP Suralaya Bambang Susianto, ketersedian listrik yang dinyatakan dalam EAF
(Equivalent Avaiability Factor) PLTU Suralaya unit 1 sampai 7 pada saat ini masih lebih baik dari standar yang ditetapkan oleh NERC
(North America Elictricity Reliability Council). "Sampai bulan Juli 2005 EAF kami adalah 89,25 persen. Lebih tinggi dari standar NERC untuk PLTU Batu bara sebesar 82,97 persen," ujar Bambang kepada wartawan di Gedung Administrasi PLTU Suralaya, Cilegon, Banten, Sabtu (27/8/2005).Selain iu berdasarkan pengamatan petugas sampai saat ini secara operasional PLTU Suralaya unit 1 sampai 7 berada pada kondisi yang baik."Selain EAF tadi audit pembangkit tahun 2004 menyatakan kondisi mesin baik,
efisien termal netto sampai Juli 2005 sebesar 33,82 persen masih lebih baik dari target 33,62 persen," kata BambangIa juga menjelaskan berdasarkan audit lingkungan berupa
profer program penilaian, peringkat kinerja perusahaan PLTU Suralaya memperoleh peringkat biru untuk periode Oktober 2004 sampai April 2005. "Biru itu kira-kira nilainya 70 an," jelas Bambang.Bambang menambahkan pasca gangguan 18 Agustus memang terjadi kerusakan di PLTU Suralaya. "Yang paling parah unit tiga, tapi saat ini tengah diperbaiki, unit lain juga sedang dalam penelitian karena mungkin terjadi kerusakan sejenis," jelas Bambang.Saat ini dari tujuh unit pembangkit di PLTU Suralaya itu hanya beroperasi enam unit karena unit dua sedang di
overhaul(rehabilitasi). Sementara itu unit tiga hanya dibebani beban sebesar 186 MW.Penyebab gangguan teknis masih terus diselidik oleh tim eksternal dari PLN P3B sebagai penanggung jawab GITET( Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi) Suralaya, PLN Pusat dan PT Indonesia Power.
(ddn/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini