"Kalau isu Pak Jokowi itu santri, saya orang Jawa Timur, saya tahu santri di sana ada Kiai Haji Arsyad, setahu saya Pak Jokowi disebut santri di sana menurut saya, ndak," ucap Wakil Direktur Bidang Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga, Dimam Abror, di media center Prabowo-Sandi, Jl Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (14/11/2018).
"Kalau Pak Ma'ruf bilang, 'Oh gurunya Pak Jokowi itu pernah nyantri di Situbondo', ya bisa saja. Kalau Pak Ma'ruf bilang Pak Jokowi santri, setahu saya, saya wartawan, saya tahu anatomi santri, tapi saya tidak perlu komentari itu," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Setelah Sandi, Kini Jokowi Dicap Santri |
Dia mengatakan seharusnya tim koalisi Jokowi-Ma'ruf tidak perlu menyampaikan isu remeh temeh. Abror juga menyarankan agar masing-masing paslon berkampanye dengan cara mencerdaskan dan fokus pada isu utama, yaitu ekonomi.
"Seharusnya kita tetap kembali ke tema kampanye yang mencerdaskan dan konstruktif, yang bisa mencerdaskan masyarakat, sehingga tidak membuat hal yang sebenarnya remeh, menurut saya tidak perlu. Kita partai pendukung Prabowo-Sandi tetap fokus ke isu utama kami, yaitu ekonomi. Apa pun isu yang berkembang, kita kembalikan ke isu pekerjaan dan harga-harga, karena itu isu sentral kita," pungkasnya.
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin mendapat cerita bahwa capres petahana Joko Widodo dianggap sebagai santri Situbondo. Menurut Ma'ruf, ada hubungan keilmuan antara Jokowi dan tokoh di Situbondo.
"Itu saya dapat cerita dari Situbondo. Beliau itu dianggap sebagai santri Situbondo karena ada hubungan keilmuan. Yang mengajari agama Pak Jokowi itu alumni senior dari Situbondo," kata Ma'ruf Amin di kediamannya, Jl Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat. (zap/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini