"Apa yang disampaikan SBY, PDI Perjuangan dan Gerindra bakal lebih diuntungkan dalam Pileg 2019 adalah bukan hal yang baru. Hal yang sama pernah dialami oleh Partai Demokrat dalam Pileg 2009," kata Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira kepada detikcom, Sabtu (10/11/2018).
Andreas mengatakan ada konsekuensi logis antara partai dan kadernya yang menjadi capres atau cawapres terutama saat Pileg dan Pilpres digelar bersamaan. Dia mengatakan hal tersebut sebagai coattail effect atau efek ekor jas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Penilaian tersebut tidak membuat kami lengah atau jumawa. Justru itu harus ditafsirkan sebagai undangan untuk bekerja lebih disiplin dan tertib. Putusan MK mencerminkan konsistensi dan tekad untuk memperkuat sistem presidensiil. Konsolidasi demokrasi harus dilakukan terus, agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan lebih efektif. Prinsip utama kita sudah jelas, sistem presidensiil hanya berjalan efektif dalam habitat multipartai sederhana. Kalau tidak, energi kita habis untuk senam politik yang meletihkan," ucap Hendrawan.
Sebelumnya, SBY menilai partai yang mengusung kadernya sebagai capres akan mendapat keuntungan saat menghadapi pemilu legislatif (pileg). Partai yang dinilai bakal meraih keutungan tersebut ialah PDIP dan Partai Gerindra.
"Survei membuktikan saat ini membuktikan bahwa partai politik yang punya capres sangat diuntungkan. Contohnya PDIP dengan Pak Jokowi sebagai capres kader partai itu dan Gerindra dengan Pak Prabowo sebagai capres kader Gerindra," kata SBY dalam pembekalan caleg Demokrat di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11).
SBY turut menyinggung aturan presidential threshold atau ambang batas pencapresan. Dia berpendapat aturan itu keliru karena dianggap tak memajukan kader partai.
Tonton juga video 'SBY WO di Kampanye Damai, Prabowo: Saya Agak Santai'
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini