.webp)
Meski menghentikan operasi pencarian korban, Basarnas tetap membantu KNKT untuk menemukan cockpit voice recorder (CVR) black box Lion Air PK-LQP. Ada 10 penyelam yang akan membantu KNKT.
"Tim KNKT akan terus melanjutkan tugasnya untuk mencari CVR. Tentunya bersinergi dan kami dukung dengan 10 penyelam handal untuk bisa menyelesaikan tugas dari KNKT," ujar Kabasarnas Marsekal Madya M Syaugi di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (10/11/2018).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono sebelumnya menegaskan pencarian CVR black box Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10) tetap dilanjutkan. Alat tambahan juga digunakan untuk menangkap sinyal CVR yang kini tidak lagi terdeteksi.
"Jadi nanti kita akan menggunakan kapal, beberapa kapal yang dilengkapi dengan ROV yang lebih besar dan canggih. Ada 4 kamera, dan di ROV akan ada scan sonar, juga yang paling penting di sini ada equipment baru yang di-on boat-kan di ROV yaitu sub-bottom profiling yang bisa mendeteksi benda-benda di dalam lumpur sampai kedalaman 4 meter," terang Soerjanto.
Dari operasi pencarian dengan tim SAR gabungan, total ada 196 kantong jenazah yang dibawa ke RS Polri. Sementara tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi dua jenazah pada hari ini sehingga keseluruhan korban teridentifikasi menjadi 79 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hingga saat ini, penumpang yang telah teridentifikasi sebanyak 79 penumpang, dengan rincian laki-laki 59 orang dan perempuan 20 orang," ujar Wakil Kepala RS Polri Kombes Haryanto dalam jumpa pers di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (10/11).
Lion Air PK-LQP rute Jakarta-Pangkalpinang membawa total 189 orang penumpang dan kru pesawat. KNKT sedang menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat dengan menganalisis flight data recorder (FDR).
(fdn/jbr)
