Patung tersebut kemudian diletakkan petugas irigasi di pinggir jalan sekitar 2 pekan lalu. Banyak warga yang tidak tahu patung tersebut adalah sosok pahlawan.
Warga setempat, Facroji, mengatakan patung tersebut awalnya penuh lumpur. Sengaja disimpan di pinggir jalan untuk sementara diamankan. Saat itu, menurutnya, banyak warga juga yang menyaksikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga lain, Sarmin, mengatakan patung dalam keadaan penuh lumpur saat ditemukan. Menurutnya, pelajar sekolah yang melewati Jl Masjid Priyayi membersihkan patung dan menjadikannya objek foto.
"Yang biasa lewat ngelihat pertama pada kaget pas udah ada di situ patungnya."
Sementara itu, sastrawan Banten Toto St Radik membenarkan patung tersebut adalah patung Sultan Ageng Tirtayasa, yang sekitar tahun 2000 dipasang di Kota Serang.
Patung tersebut dirobohkan atas desakan anggota Dewan dengan alasan takut terjadi syirik. Apalagi, menurutnya, waktu itu muncul partai-partai berlatar belakang Islam.
Ada dua patung yang saat itu dirobohkan, yaitu patung pahlawan Sultan Ageng Tirtasayasa di Simpang Kebun Jahe dan patung Keluarga Berencana (KB) di depan exit tol Serang Timur.
"Waktu itu alasannya katanya syirik, jadi harus dirobohkan," ujar Toto saat dihubungi detikcom.
Seniman Banten Tb Ahmad Fauzi membenarkan hal tersebut. Sekitar tahun 2000, para seniman melakukan aksi menolak pembongkaran patung Sultan Ageng Tirtayasa. Alasan para anggota Dewan merobohkan adalah patung tersebut bisa berpengaruh pada akidah masyarakat Serang.
![]() |
"Anggota DPRD Kabupaten Serang bersikukuh patung ini akan berpengaruh pada akidah masyarakat," katanya.
Seingatnya, patung ini dibuat Yusman, perupa ternama dari ISI Yogyakarta, pada 1998. Pada era Bupati Bunyamin, patung ini dibongkar bersama patung Keluarga Berencana.
Sultan Ageng Tirtayasa ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 1970. Dia adalah sultan pada masa Kesultanan Islam Banten yang melawan penjajahan Belanda.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini