Patung Perlawanan Premanisme Diresmikan di Bali

Patung Perlawanan Premanisme Diresmikan di Bali

Aditya Mardiastuti - detikNews
Sabtu, 10 Nov 2018 12:49 WIB
Pemprov Bali meresmikan patung simbol perlawanan preman dan narkoba di Monumen Bajra Sandhi, Renon, Bali. (Aditya Mardiastuti/detikcom)
Denpasar - Patung ini memakai simbol seorang anak laki-laki yang membawa tameng Pancasila sambil menginjak buta kala (raksasa).

Peresmian ini didahului upacara Melaspas oleh 88 pemangku agama Hindu dari perwakilan seluruh kabupaten/kota di Bali. Patung ini diresmikan Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, bersama Danrem Wira Satya Kolonel Arh Albertus Magnus Suharyadi.

Patung yang dinamakan Patung Padarakan Rumeksa Gardapati ini menjadi simbol perlawanan rakyat Bali terhadap premanisme dan narkotika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Premanisme yang merajalela lebih dari 18 tahun hampir 20 tahun. Saya bersama-sama Pemda, juga wakil rakyat yang dikomandoi Bapak Adi, bersama-sama kita menyatakan Bali bebas premanisme. Orang bertanya kalau Pak Kapolda pergi siapa, di sini kita tunjukkan bahwa rakyat yang akan melaksanakan itu, Bapak-Ibu juga yang punya keluarga harus ikut menjaga," kata Reinhard Golose seusai peresmian patung di Monumen Bajra Sandhi, Renon, Bali, Sabtu (10/11/2018).


 Pemprov Bali meresmikan patung simbol perlawanan preman dan narkoba di Monumen Bajra Sandhi, Renon, Bali Pemprov Bali meresmikan patung simbol perlawanan premanisme dan narkoba di Monumen Bajra Sandhi, Renon, Bali. (Aditya Mardiastuti/detikcom)



Reinhard menegaskan momentum Hari Pahlawan seperti saat ini menjadi pengingat bagi warga untuk bersama-sama menegaskan anti-premanisme. Dia mengajak para stakeholder turut membantu mewujudkan Bali yang bebas premanisme dan narkotika.

"Di Hari Pahlawan ini, kita memperingati bagaimana para pahlawan-pahlawan yang mendahului kita berjuang untuk kita. Kita yang diberikan oleh negara dari uang rakyat, pajak rakyat diberikan kesempatan untuk menjaga amanat rakyat kita nggak boleh menyia-nyiakan itu. Sehingga pada saat ini dipilih karena banyak yang lewat rakyat akan tergerak dan tidak boleh ada dari pejabat-pejabat di pulau ini yang masih menggunakan para preman ini sebagai alat-alat mereka, tidak boleh ada," tegasnya.

Reinhard mengimbau para pejabat di Pulau Dewata tak lagi menggunakan preman sebagai alatnya. Dia pun mengingatkan tak akan pandang bulu untuk penegakan hukum.

"Dia akan berhadapan dengan kami, para criminal justice system, para penegak hukum dan kita akan bertindak sangat tegas, sekali lagi akan bertindak tegas," tutur Reinhard. (ams/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads