Dilansir Reuters, Sabtu (10/11/2018), klaim tersebut disampaikan melalui media internal ISIS, Amaq News. Reuters melaporkan, Amaq News menulis pernyataan lengkap soal klaim ISIS atas penyerangan di Melbourne.
"Orang yang mengeksekusi operasi penembakan dan penusukan di Melbourne adalah salah satu pejuang Islamic State dan dia melakukan operasi sebagai tanggapan atas (panggilan) untuk menarget warga koalisi (pimpinan AS)," tulis Amaq, seperti dilansir dari Reuters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tindakan tersebut merujuk pada seruan pimpinan ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi, yang meminta untuk menyerang setiap negara yang bekerja sama dengan Amerika Serikat. Baghdadi menyerukan untuk menggunakan bom, pisau, hingga mobil untuk melakukan serangan.
"Menggunakan bom, pisau, atau mobil untuk melakukan serangan," ungkap keterangan tersebut.
Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sempat menyaksikan langsung serangan brutal yang menyerang kepolisian setempat dan membakar sebuah mobil. Kejadian tersebut juga sempat diabadikan oleh Yasonna.
"Saya baru turun dari trem di Burke Street, mau cari restoran untuk makan. Ada yang teriak 'mobil terbakar'. Jarak saya dengan mobil sekitar 20 meter," kata Yasonna kepada detikcom, Jumat (9/11).
Yasonna melihat detik-detik penyerangan yang dilakukan pria tersebut di pusat Kota Melbourne. Yasonna mengatakan dirinya berada di Melbourne dalam rangka follow-up cek kesehatan.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 16.20 waktu setempat. Yasonna melihat bagaimana pria tersebut menyerang menggunakan pisau. Pihak Kepolisian Victoria akhirnya menembak pelaku.
Saksikan juga video ' Ada Penikaman di Melbourne, Pelaku Ditembak! ':
(zap/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini