Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono menyatakan, aktivitas gempa di wilayah tersebut memang meningkat. Tiga hari pertama ada 31 gempa, dan tiga hari berikutnya melonjak menjadi 116 gempa.
"Artinya,dalam waktu sepekan telah terjadi peningkatan aktivitas gempa sangat signifikan. Aktivitas gempa paling banyak terjadi pada Kamis 8 November 2018 mencapai sebanyak 67 gempa dalam sehari," ujar Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (9/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rata-rata gempa memiliki magnitudo kurang dari 4.0, hanya 3 gempa yang memiliki magnitudo 5.0.
"Jika mencermati sebaran pusat gempanya, tampak ada kesesuaian dengan keberadaan struktur Sesar Saddang. Klaster sebaran gempa masih terkonsentrasi pada zona jalur sesar. Ini merupakan fakta bahwa aktivitas gempa Mamasa berkaitan erat dengan reaktivasi Sesar Saddang," tutur Daryono.
![]() |
"Selanjutnya bersambung dengan Sesar Walanae. Di Mamasa perlintasan jalur Sesar Saddang ini berarah barat laut-tenggara. Pada segmen inilah gempa beruntun terjadi. Berdasarkan mekanismenya, Sesar Saddang pada segmen ini merupakan sesar mendatar mengiri (sinistral strike-slip)," jelasnya.
"Hasil analisis mekanisme sumber beberapa gempa signifikan yang terjadi di Mamasa, menunjukkan adanya kesamaan mekanisme yaitu sesar mendatar (strike-slip) dengan pergerakan mengiri. Sehingga beralasan jika peningkatan aktivitas gempa di Mamasa saat ini berkaitan dengan aktivitas Sesar Saddang," bebernya. (rna/nvl)