Jokowi Bicara Politik Genderuwo, Mardani Malah Gembira

Jokowi Bicara Politik Genderuwo, Mardani Malah Gembira

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Jumat, 09 Nov 2018 17:01 WIB
Mardani Ali Sera (dok. Mardani)
Jakarta - Presiden Joko Widodo berbicara soal 'politik genderuwo', politik yang menakut-nakuti rakyat dengan propaganda. Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera, gembira atas sikap Jokowi belakangan ini.

"Pertama, gembira karena Pak Jokowi dalam dua pekan menggunakan kata yang buat orang Jawa tidak halus dan lembut," kata Mardani dalam keterangannya, Jumat (9/11/2018).


Mengapa Mardani gembira? Menurut dia, kata 'genderuwo' dan kemarin 'sontoloyo' jauh dari kebiasaan Jokowi dan mungkin, dalam pandangannya, citra Jokowi akan merosot.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena Jawa, Jawa, dan Jawa adalah pusat pertarungan. Kedua, kata 'sontoloyo' dan 'genderuwo' dua kata yang tidak mencerminkan Pak Jokowi selama ini. Citra dan persepsi publik bisa tergerus," tutur Mardani.


Mardani memandang politik harus santai. Soal 'politik genderuwo', dia yakin kubunya bisa mewujudkan pergantian presiden lewat Pilpres 2019.

"Buat kami, di politik tidak boleh baper. Jadi kita akan jalan terus mewujudkan 2019 ganti presiden," katanya.

Ungkapan 'politik genderuwo' disampaikan Presiden Jokowi saat pidato pembagian sertifikat tanah untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, hari ini. Dalam kesempatan itu, dia menyebut saat ini banyak politikus yang pandai memengaruhi. Banyak yang tidak menggunakan etika dan sopan santun politik yang baik.

"Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut, yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Masyarakat menjadi, memang digiring untuk ke sana. Dan yang ketiga, menjadi ragu-ragu masyarakat, benar nggak ya, benar nggak ya?" katanya.


Politikus yang menakut-nakuti itulah yang dia sebut sebagai 'politikus genderuwo'.

"Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Nggak benar kan? Itu sering saya sampaikan itu namanya 'politik genderuwo', nakut-nakuti," tegasnya.


Saksikan juga video 'Ternyata Ini Alasan Yusril Dipilih Jadi Pengacara Jokowi-Ma'ruf':

[Gambas:Video 20detik]

(gbr/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads