"Dalam melayani para ekspatriat Indonesia di Saudi, saya sebagai pelayan WNI tidak pernah melakukan diskriminasi dan tidak mempermasalahkan partai atau mazhab apa pun. Latar belakang saya sebagai insan kampus tetap saya pegang dan berusaha semaksimal mungkin untuk objektif. Pemihakan saya hanya satu, yaitu kepada WNI dan NKRI. Saya juga tidak membeda-bedakan antara WNI yang berdokumen atau tidak berdokumen, suku, agama, dan bahasa apa pun," kata Maftuh dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Kamis (8/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maftuh juga menyatakan siap dikritik. Dia menyebut kritik sebagai penyemangat dalam menjalankan tugas sebagai Dubes RI untuk Arab Saudi.
"Saya siap menerima kritik apa pun dan sangat berterima kasih dengan berbagai kritik sebagai penyemangat saya untuk melangkah melayani saudara-saudara saya WNI yang di Arab Saudi," ucap Maftuh.
"Ketika berkunjung ke Thailand Selatan sebagai WATAP RI di OKI untuk sebuah agenda menebar damai, saya masih ingat betul sebuah tulisan 'Arab pegon' dengan diksi Melayu di dinding sebuah madrasah di Kota Pattani, PUJIAN ITU MEMBUNUH dan KRITIK ITU MENGHIDUPKAN. Doakan saya selalu istiqomah melayani saudara-saudara saya di Saudi," imbuhnya.
Maftuh memberikan penjelasan ini sebagai tanggapan atas kritik yang dilontarkan oleh politikus PKS, Arya Sandhiyudha. Belakangan, Arya menyatakan penanganan kasus Habib Rizieq oleh Dubes Maftuh sudah on the track. (zak/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini