Nama AR Baswedan sebetulnya sudah sejak tahun 2017 diusulkan jadi Pahlawan Nasional. Ketokohannya dianggap layak untuk diangkat menyandang gelar tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Kongres Pemuda II tahun 1928, muncul gagasan agar keturunan Arab menjadikan Indonesia sebagai tanah air dan tak lagi mengaitkan dengan Yaman sebagai asal-usul mereka.
Gagasan tersebut mendapat dukungan dari keturunan Arab yang ada di Indonesia. AR Baswedan, yang saat itu berusia 27 tahun mengumpulkan warga keturunan Arab dan mendirikan Persatuan Arab Indonesia (PAI). PAI ini mendukung perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia.
Pengamat masalah keturunan Arab di Indonesia, Hasan Bahanan mengatakan bahwa yang dilakukan AR Baswedan dan kawan-kawan itu terinspirasi Sumpah Pemuda 1928.
"Sumpah Pemuda 1928 yang melintasi batas-batas etnik dan agama berpengaruh pada orientasi kebernegaraan komunitas Arab Hadrami di Hindia Belanda," kata Hasan kepada BBC Indonesia 28 Oktober 2015.
Pada tahun 1932, dia menggeluti bidang jurnalistik di sejumlah media massa hingga tahun '70-an. Tulisannya banyak menebarkan optimisme untuk bansa Indonesia.
AR Baswedan juga merupakan anggota dari Badan Penyelidik Upaya Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) Indonesia tahun 1945. Dengan demikian AR Baswedan juga ikut dalam pembahasan dasar negara yang salah satunya terdapat pidato Sukarno tentang lahirnya Pancasila.
"Sebagai seorang peranakan Arab, dia memilki integritas tinggi dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia bersama tokoh-tokoh nasional lainnya," kata sejarawan Universitas Gadjah Mada (UGM) Adaby Darban dalam Seminar Nasional 'AR Baswedan: Sejarah dan Perannya dalam Merajut ke-Indonesia-an' di Gedung UC Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (6/4/2011).
Adaby mengatakan, almarhum Baswedan termasuk dalam tim di bawah koordinator H Agus Salim berjuang di luar negeri agar Indonesia memperoleh pengakuan sebagai negara. Dia berhasil meyakinkan negara-negara Arab di Timur Tengah sehingga Indonesia waktu itu memperoleh dukungan dari Mesir dan Arab.
"Inilah hubungan diplomatik pertama yang dilakukan Indonesia yang dilakukan AR Baswedan di negara-negara anggota Liga Arab," kata dia.
AR Baswedan kemudian menjadi Menteri Penerangan pada Kabinet Sutan Sjahrir tahun 1946-1947. Dia wafat pada tahun 1986. (bag/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini