Jakarta - Tak mau terjebak dalam hubungan politis, Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto menyerahkan jabatan ketua General Border Committee (GBC) Malaysia Indonesia (Malindo) kepada Menhan Juwono Sudarsono."Pada dasarnya penyerahan jabatan ketua ini merupakan inisiatif dari TNI. Pertimbangannya, GBC Malindo sudah berkembang menjadi sebuah hubungan yang lebih bersifat politik dan ekonomi," kata Tarto.Hal ini disampaikan dia usai acara serah terima jabatan ketua General Border Committee (GBC) Malaysia Indonesia (Malindo) dari Tarto ke Menhan Juwono Sudarsono di Dephan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (25/8/2005)."Selama ini posisi TNI hanya merupakan instrumen dari negara dan menjalankan semua keputusan yang ada," tegas Tarto.Sertijab dilakukan sesuai hasil sidang ke-33 GBC Malindo di Jakarta pada Desember 2004 lalu. Diputuskan jabatan ketua dialihkan dari Panglima TNI ke Menhan."Penyerahan jabatan ketua ini tidak akan mengubah sama sekali kegiatan TNI dalam pengamanan di Selat Malaka. Masih kita lakukan bersama dengan tentara Singapura dan Malaysia, dan sedang kita kembangkan untuk kerja sama dengan Thailand," ucap Tarto.GBC Malindo merupakan badan komisi kerja sama RI-Malaysia untuk menangani masalah keamanan perbatasan kedua negara. Badan ini dibentuk pada 1972 pascakonfrontasi RI-Malaysia. Pemicunya karena ada sekelompok pasukan bersenjata yang mengganggu keamanan di perbatasan.Kegiatan GBC Malindo seputar bidang operasi dan nonoperasi yang dilaksanakan secara bergantian setiap tahun. Untuk tahun 2005 ini, giliran Indonesia.Badan pelaksana GBC Malindo adalah Staff Planning Committee (SPC) yang bersidang dua kali setahun untuk membahas dan mengevaluasi kegiatan badan-badan bidang operasi, pelatihan, sosioekonomi, dan SAR.
(sss/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini