Informasi itu didapat Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari data yang diunduh pada Flight Data Recorder (FDR) black box. Namun temuan itu belum dapat disimpulkan sebagai penyebab kecelakaan JT 610.
"Kita akan meneliti lebih lanjut apa yang menjadi penyebab kerusakan, bagaimana perbaikan yang sudah dilakukan, dan bagaimana pilot menerbangkan selama pesawat mengalami kerusakan ini," Kepala Sub Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo di kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Senin (5/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nurcahyo, hal itu penting untuk diteliti lantaran ada ratusan pesawat sejenis yaitu Boeing 737 Max 8 yang beroperasi di seluruh dunia. KNKT melakukan investigasi bersama Boeing dan NTSB (National Transportation Safety Board).
"Mengingat lebih dari 200 pesawat 737 max sejenis yang saat ini terbang di seluruh dunia, bagaimana mencegah kecelakaan serupa, apabila mengalami kerusakan yang sama," imbuh Nurcahyo.
Pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 itu jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat pada Senin 29 Oktober 2018. Pesawat berjenis Boeing 737 Max 8 itu membawa 189 orang di dalamnya termasuk pilot, kopilot, dan awak kabin.
Saksikan juga video 'Terungkap! Lion Air JT 610 Pecah Saat Nabrak Air':
(dhn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini