"Ya sekarang pun kita sudah tak mendengar sinyalnya. Jadi dengan metode apa pun kita akan cari CVR itu. Nanti meski Basarnas berhenti, kami akan cari CVR karena paling penting yang masih kita cari CVR," ujar Soerjanto kepada wartawan di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).
Selain pencarian CVR, KNKT sudah mengunduh data flight data recorder (FDR) black box nomor penerbangan JT 610, yang jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang. FDR menyimpan total data 69 jam penerbangan dari 19 penerbangan Lion Air tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, soal dugaan pecahnya pesawat di dalam air didasari temuan serpihan di permukaan laut juga kondisi turbin Lion Air.
"Sekali lagi, pesawatnya pecah ketika menyentuh air karena bukti hanya sekitar 250 x 250 (meter) artinya (serpihan) terkonsenstrasi di situ dan pesawat tidak meledak di udara. Kalau meledak di udara, serpihannya lebih luas lagi dan bukan meledak," ujar Soerjanto.
Salah satu mesin pesawat yang diangkat dari dasar laut menunjukkan sudut-sudut turbin yang rontok.
"Dari temuan tadi kita katakan seperti bonggolnya jagung, artinya sudut sudut turbin rontok, biasanya rontok sudut-sudut turbin itu atau kompresor itu karena mesinnya berputar menunjukkan putarannya tinggi," papar Soerjanto.
Simak Juga 'Cari CVR Lion Air, KNKT Dapat Amunisi Ping Locator':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini