"Nggak masalah. Yang penting pilotnya cukup istirahat dan pesawatnya cukup dirawat. (Bila pesawat itu digunakan) Jalan terus, ya benar, kan mencari uang," kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, KNKT, Nurcahyo Utomo, dalam jumpa pers di Kantor KNKT, Jl Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (4/11/2018).
Dia mengibaratkan pesawat Lion Air dengan mobil ojek online. Tentulah mobil yang digunakan untuk mencari uang bakal digunakan secara terus menerus. Sama halnya dengan pesawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga tidak bisa membandingkan jam terbang pesawat usia dua bulan yang dimilik Lion Air dengan pesawat dari maskapai lain. Soalnya, masing-masing maskapai punya kebijakan yang berbeda.
"Tentu nggak bisa dibandingkan seperti itu, tapi kalau Lion Air kan buka setiap saat dan mereka cari duit, ya wajar," kata Nurcahyo.
Lion Air yang jatuh laut utara Karawang, Jawa Barat, itu dinyatakan masih berumur muda. Namun pesawat itu harus jatuh pada 29 Oktober 2018, pagi hari, saat membawa 189 orang.
"Pesawat ini mulai masuk jajaran Lion Air Agustus 2018," kata Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono dalam jumpa pers di Kantor Basarnas, Jl Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/10) lalu.
"Jam terbangnya masih sekitar 800 flight hour. Jadi masih relatif sangat baru, boleh dikatakan baru," kata Soerjanto.
(dnu/tor)