Cuplikan video Prabowo yang viral itu ternyata merupakan potongan pidato capres nomor urut 02 tersebut saat meresmikan Posko Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno Kabupaten Boyolali, Selasa (30/10) lalu. Saat itu ia didampingi Ketum PAN Zulkifli Hasan dan mantan Pangkostrad yang juga mantan Gubernur Jateng, Letjen (Purn) Bibit Waluyo.
Saat itu Prabowo berbicara di depan para pendukungnya. Ada kelompok emak-emak, ada juga sejumlah purnawirawan dan kader partai koalisi. Lokasi peresmian tersebut di Ruko Galaxy, Jalan Solo-Semarang, Winong, Boyolali Kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam salah satu bagian dalam pidato itu, Prabowo membicarakan soal belum sejahteranya masyarakat saat ini. Ia memberi perumpamaan wajah orang Boyolali yang belum pernah masuk hotel-hotel mahal.
"Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini. Betul?" kata Prabowo kepada para pendukungnya.
Para pendukung yang mendengar pernyataan Prabowo itu tak tampak memprotes pernyataan eks Danjen Kopassus tersebut. Mereka justru menganggap Prabowo tengah bergurau dan menimpali pernyataan tersebut dengan tawa.
Meski begitu, pernyataan Prabowo itu mendapat kritik dari sejumlah kalangan, termasuk pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Menurut jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, candaan Prabowo tidak tepat.
"Tapi sebenarnya, bagi seorang calon presiden, bercanda dengan mengatakan bahwa tampang orang Boyolali bukan tampang orang kaya rasanya tidak tepat," kata Ace.
"Jangan menganggap bahwa orang Boyolali tak layak masuk hotel-hotel yang ada di Jakarta. Tidak tepat mengatakan seperti itu," imbuh politikus Golkar itu.
Sementara itu, jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Faldo Maldini, menyatakan konteks pernyataan yang disampaikan Prabowo dalam video terpotong tersebut adalah untuk mengangkat derajat kesejahteraan orang-orang yang masih tergolong miskin di Indonesia. Faldo menyayangkan pemotongan video tersebut sehingga menghilangkan makna pesan Prabowo. Menurutnya, ini bentuk pemelintiran.
"Orang miskin tidak boleh masuk hotel mewah, ini metafor, pemerintah selama ini gagal membuat orang lebih sejahtera. Bukan hotel mewahnya yang harus dibuka untuk orang miskin, tetapi orang miskinnya yang harus diangkat kesejahteraannya. Kayak tinju aja, kalau berat badan tidak cukup, bukan kelasnya yang diturunkan, tetapi berat petinjunya yang dinaikkan," tegas Faldo.
"Ada yang kehabisan bahan, lalu pelintar-pelintir, ngasih judul baru buat video itu. Jangankan video Pak Prabowo, saya saja sering digituin, politik brutal ini namanya. Ciri-ciri orang nggak punya pikiran lagi. Penyebar video itu perlu tahu yang namanya hate spin (pelintiran kebencian), ini yang bikin demokrasi gagal di banyak tempat di dunia," pungkas politikus PAN itu. (elz/rvk)











































