Manajer Humas Pertagas Hatim Illwan tidak membantah terjadinya semburan lumpur hingga menyebabkan kerusakan rumah warga. Dia mengaku ada proses pengerjaan dan harus dilakukan tes.
"Kemarin ada proses penyelesaian akhir, jadi jalurnya harus dilakukan tes. Setelah cleaning test, dilanjutkan hydrotest untuk memastikan sebelum dialiri gas. Jadi ada tekanan dan mengenai rumah warga itu," terang Hatim kepada wartawan, Jumat (2/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat semburan tersebut, satu rumah warga rusak. Rumah rusak merupakan milik Jamilla, yang berdiri tak jauh dari jalur pipa gas berada dan pada saat ini dia harus mengungsi sementara.
"Tentunya kami bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Sebelum dan sesudah peristiwa, (kami) selalu berkomunikasi dengan Ibu Jamila. Sementara ini kami meminta (dia) mengungsi dulu karena mau ada perbaikan," kata dia.
Ia menjelaskan, dengan panjang jalur pipa 176 kilometer, yang melewati dua kabupaten dan satu kota, peristiwa ini sangat mungkin terjadi. Apalagi jika ada rumah yang berdiri di dekat jalur pipa.
Meski begitu, Pertagas mengaku tetap mengutamakan keselamatan warga di sekitar selama proses pengerjaan gas dari Grissik menuju PT Pusri. Apalagi proyek ini ditargetkan selesai pada Desember mendatang.
"Pengerjaan dilakukan sejak Mei 2018, saat ini progres sudah mencapai 90 persen. Target Desember ini selesai," tutupnya.
Untuk diketahui, semburan lumpur pipa gas terjadi pada Kamis (1/11) sekitar pukul 14.30 WIB. Tinggi semburan lumpur mencapai 6 meter dan merusak satu rumah warga. (ras/asp)











































