"Tanya Kapolri," kata Moeldoko saat ditemui di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018).
Dia mengaku paham soal kasus itu juga dinilai sebagai pelanggaran HAM. Namun dia tetap meminta agar kasus itu ditanyakan kepada Kapolri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dengan tuntutan Novel agar Presiden Jokowi turun tangan terkait soal itu, Moeldoko mengatakan tidak semua persoalan harus diserahkan kepada Presiden.
"Jangan semua ke Presiden, kan masing-masing punya otoritas yang mesti diberesin di lingkungan kerjanya," katanya.
Meski demikian, mantan Panglima TNI ini membantah ada kesengajaan dari pihak Istana Kepresidenan untuk tidak menyelesaikan kasus ini.
"Nggaklah. Menurut saya, nggak ada kebijakan untuk itu. Nggak ada. Hanya, saya nggak mengerti secara teknis dari kepolisiannya seperti apa kok nggak bisa," katanya.
Dia juga memaklumi jika kasus ini pun menjadi bahan untuk menyudutkan Jokowi pada Pilpres 2019.
"Pasti. Kita paham itu. Biasa, calon apa saja juga bisa," katanya.
Sebelumnya, Novel Baswedan kembali meminta agar pelaku teror penyiraman air keras terhadapnya ditangkap. Dia juga meminta Presiden Jokowi turun tangan.
"Saya harap Bapak Presiden tidak takut untuk mengungkap ini. Kalau Bapak Presiden tidak takut, tentu masalahnya tidak ada lagi," ujar Novel di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (1/11).
Saksikan juga video 'Novel: Sejak Awal, Polisi Tak Mau Ungkap Kasus Saya!':
(jor/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini