"Jokowi memulihkan keadaan dari kerusakan (akibat hoax Sandi), sementara Sandi tetap pakai hoax sebagai strategi," kata Sekretaris Badan Pelatihan dan Pendidikan PDIP, Eva Kusuma Sundari kepada wartawan, Kamis (1/11/2018).
Eva menuturkan Jokowi perlu kembali membangun kepercayaan masyarakat berdasarkan data dan fakta. Menurut dia, Sandi kerap bicara hal-hal yang bertentangan dengan kondisi riil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eva pun meminta agar hoax tak digunakan sebagai alat kampanye. Ia menyebut Jokowi membangun optimisme, sementara Sandi menyebarkan sikap apatis.
"Jokowi membangun optimisme pakai data, Sandi menyebar apatisme berdasar ambisi dengan mengacaukan emosi pakai fantasi. Jokowi mencerdaskan bangsa, Sandi mengacaukan nalar kita semua," ujar Eva.
"Stop hoax dalam berkampanye," imbuh dia.
Presiden Jokowi blusukan ke sebuah pasar yang terletak di Bogor, Jawa Barat. Jokowi memborong sejumlah kebutuhan dapur, salah satunya tempe. Di momen itu, Jokowi menyinggung mengenai tempe yang tebal dan menyentil orang yang bilang harga di pasar mahal.
"Ini sambil ngecek tempe naik atau tidak naik. Harganya tetap. Tadi lihat sendiri. Ya (tempenya) tebal," kata Jokowi, Selasa (30/10).
Seperti diketahui, Sandi memang pernah bilang kini tempe dibuat setipis kartu ATM akibat tingginya harga dolar Amerika Serikat. Pernyataan eks Wagub DKI itu menuai kontroversi.
"Ya saya juga nemu 'tempe tablet', tempe yang kayak HP jadul, ada tempe saset, setipis ATM, ya itu ada di masyarakat dan kita apresiasi Pak Presiden mencari," ujar Sandiaga beberapa waktu lalu.
Saksikan juga video 'Buktikan Tempe Tetap Tebal, Jokowi Sindir Sandiaga Uno?':
(tsa/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini