Kapal ini mulai diberangkatkan ke perairan Karawang pada Selasa (30/10) melalui Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara. Ada sejumlah alat canggih yang dibawa kapal ini untuk melakukan pencarian.
Pertama adalah Multi Beam Echo Sounder yang berfungsi melakukan pemetaan biometri dalam laut. Alat ini merupakan pengembangan dari Single Beam Echo Sounder dan digunakan untuk memperoleh gambaran atau model bentuk permukaan (topografi) dasar perairan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Keempat adalah Remote Operated Vehicle (ROV). Alat ini berupa kendaraan bawah laut yang dikendalikan dari jarak jauh, untuk menampilkan gambar video secara langsung dari dasar laut. Dengan alat ini, pencarian sebuah objek di dasar laut akan lebih cepat dilakukan.
![]() |
Kelima adalah USBL Transponder yang dapat melacak sinyal dari black box yang dikeluarkan pesawat. Alat ini diturunkan oleh tim pencari pada Selasa (30/10) malam dengan diletakkan ke ujung tiang besi dan dimasukkan ke dalam laut.
"Di deck unit USBL, artinya dari transponder itu akan ditransfer masuk ke software dalam laptop namanya Apos. Sekarang fungsi transponder ini untuk membantu mengetahui posisi si Boeing itu, ya pada intinya sama cara kerjanya seperti ping locator, dia akan menangkap sinyal dari kotak hitam di dasar laut," jelas Engineer Instrument BPPT Cecep Sudjana.
![]() |
USBL transponder akan memberikan tanda di aplikasi komputer jika menangkap sinyal dari kotak hitam pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 tersebut. Tanda yang diberikan berupa titik-titik yang terlihat di layar komputer.
"ROV nanti yang akan turun melihat visual yang ditangkap transponder ini," katanya.
Dengan kecanggihan dan alat yang dimiliki, KR Baruna Jaya I berhasil mendeteksi sinyal yang diduga berasal dari black box pesawat PK-LQP tersebut. Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan M Ilyas mengatakan ada 3 objek yang ditemukan yang diduga terkait Lion Air JT 610. Objek itu oleh mereka dinamai C30, C31, dan C38.
![]() |
Dalam jumpa pers di Dermaga JITC 2, Kabasarnas mengatakan hasil pencarian sejauh ini belum ditemukan adanya badan pesawat ataupun black box. Meski begitu, dia menegaskan sinyal black box dari ping locator sudah terdengar. Dia mengatakan Basarnas bersama TNI dan unsur-unsur terkait akan terus berupaya mencari selama 24 jam.
KR Baruna Jaya I pernah menjadi andalan dalam misi pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura yang jatuh di Selat Karimata pada awal 2015 silam. Selain itu kapal ini juga pernah dilibatkan dalam pencarian pesawat Adam Air 574 yang hilang di selat Makassar pada tahun 2007.
"Baruna Jaya juga sebelumnya terlibat dalam pencarian pesawat Adam Air 574, yang hilang pada Januari 2007 di barat laut Makassar, pencarian kapal feri Baruga di Selat Sunda pada 2013, dan pencarian KM Gurita di Sabang pada 1996. Baruna Jaya merupakan kapal yang biasa digunakan untuk kegiatan riset batimetri untuk mengukur kedalaman laut dan memetakan struktur bawah laut. Sensor sonar yang dimiliki kapal ini dapat mendeteksi objek hingga kedalaman 2.500 meter," kata Deputi BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam Hammam Riza lewat keterangan tertulisnya, Senin (29/10).
Saksikan juga video 'Tim SAR Kerahkan 100 Penyelam Cari Bodi Lion Air':
(nvl/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini