"Ketemu koordinat di mana lost contact pesawat tersebut. Arahnya barat laut, jarak kurang-lebih dari 400 meter dari koordinat itu. Itu yang ditemukan tadi yang kita lihat serpihan-serpihan di bawah air," kata Kabasarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi dalam jumpa pers di posko utama evakuasi Lion Air di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (31/10/2018).
Di titik lokasi itu, tim menemukan serpihan bagian dari pesawat di dasar laut. Selain itu, alat canggih ROV dalam Kapal Riset Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga mendeteksi sinyal dari black box Lion Air lewat ping locator.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita menemukan ping locator. Jadi di black box ada ping yang bisa berbunyi. Kita berdua mendengarkan itu... kemudian diselami penyelam kita. Arus di dalam cukup deras, ROV terbawa arus karena di daerah tersebut juga banyak pipa Pertamina," sambungnya.
Diduga kuat ada bagian besar pesawat Lion Air di lokasi tersebut. Namun penyelaman akan dilakukan bila kondisi arus bawah laut dinyatakan aman.
"Tidak ada perluasan (wilayah pencarian). Penyelaman malam akan dilakukan apabila arus aman," sambung Syaugi.
Dari pencarian hari ketiga, tim SAR gabungan menemukan bagian anggota tubuh korban dan puing serpihan pesawat. Total ada 53 kantong jenazah yang dibawa ke RS Polri.
"Kita mengumpulkan 53 kantong jenazah, sudah diserahkan ke RS Polri. Itu yang bisa kita dapatkan. Mudah-mudahan besok pagi sudah ada yang lebih signifikan lagi supaya cepat selesai," katanya. (fdn/dhn)