Istri AKBP Mito Korban Lion Air Berdoa di Lokasi Serpihan Pesawat

Jakarta - Dian, istri AKBP Mito, salah satu penumpang Lion Air JT 610, mendatangi posko utama Basarnas di JICT 2, Tanjung Priok. Dian berdoa di lokasi serpihan pesawat.

Dian mendatangi dermaga JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada pukul 14.45 WIB. Ia datang dengan anaknya, Dito, dan mertuanya, Edi. Terlihat kedatangannya didampingi oleh Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Adi Vivid Bachtiar.

Baca juga: Gubernur Babel Temui Keluarga Korban Lion Air di RS Polri

Setiba di lokasi, Dian berlari untuk masuk ke area serpihan pesawat yang sudah dipasangi garis polisi. Ia sempat berhenti sekitar 3 menit dan menundukkan kepala.

Terlihat juga tangannya yang mengangkat selayaknya orang berdoa. Begitu juga dengan anak dan mertuanya.

Selanjutnya Dian terlihat mengitari lokasi dan mencoba sesekali menarik barang untuk ia kenali. Namun ia tidak menemukan apa pun. Dengan muka sembap, ia berjalan ke mobil dan enggan diwawancarai.

Sementara itu, Dito mengatakan tidak menemukan barang milik ayahnya. Sebelumnya, ia mengaku sudah melakukan tes DNA di RS Polri Kramat Jati.

"Belum ada yang dikenali tadi. Iya, saya sudah cek dan tes DNA sebelumnya di RS Polri," ujarnya.

Foto: Eva Safitri/detikcom

Dito berharap sang ayah bisa kembali ditemukan dengan selamat, sehingga bisa berkumpul bersama keluarga.

"Harapannya, bisa ketemu dan bisa kembali ngumpul dengan keluarga," ucapnya.

AKBP Mito diketahui menjabat Kepala Bagian Pal Biro Sarana dan Prasarana Polda Bangka Belitung. Adi Vivid, yang ikut menemani, mengatakan punya hubungan yang cukup dekat dengan korban.

"Ini adalah satu angkatan dengan saya, AKBP Mito. Ini keluarganya pengin melihat, tidak mencari tapi hanya ingin melihat," ujarnya di lokasi yang sama.

Baca juga: Lion Air Beri 'Uang Tunggu' Rp 5 Juta ke Keluarga Korban

Adi bercerita sosok Mito yang terkesan baik baginya. Ia mengatakan Mito memiliki jiwa penolong yang tinggi. Disebutnya, Mito telah berhasil membantu beberapa orang untuk menjadi polisi.

"Beliau sangat baik sekali. Beliau baik hati. Kebetulan sama saya beliau satu pengiriman dari Semarang. Saya kenal beliau orangnya rendah hati, jiwa penolongnya tinggi. Kemudian juga beliau ini anak petani. Beliau di sana karena orang biasa tapi bisa masuk polisi, akhirnya dia di sana melatih beberapa orang yang ingin menjadi polisi dan berhasil," katanya.

Sampai saat ini, data terakhir yang tercatat, ada 49 kantong jenazah yang ditemukan oleh tim gabungan Basarnas, TNI, dan Polri. Belum ada jenazah yang ditemukan secara utuh sampai hari ketiga pencarian ini.


Saksikan juga video 'Posko Lion Air di Halim Tutup, Ke Mana Keluarga Harus Mengadu?':

[Gambas:Video 20detik]

(rna/rna)