"Jadi mesinnya partai itu kan kader. Kalau kadernya kecewa, maka dia akan mengekspresikannya berbeda. Kekecewaan itu sudah terasa di bawah. Kalau kader pada kecewa, otomatis mesin partai mati tuh. PKS kan partai kader," kata Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (30/10/2018).
PKS sejauh ini mengusulkan dua nama untuk mendampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mereka yang diusulkan PKS adalah Agung Yulianto (Sekum DPW PKS DKI) dan Ahmad Syaikhu. Di satu sisi, DPD Gerindra DKI menyebut akan memajukan ketua mereka, yaitu M Taufik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah ada komentar, misalnya, 'Udah, pemilihan presiden silakan Gerindra urusin sendiri.' Itu kan bentuk kekecewaan. Jadi gundah gulana kader terkait wagub ini sudah terasa di bawah," sebut dia.
Prabowo selaku Ketum Partai Gerindra sendiri menyerahkan permasalahan tersebut kepada Taufik. Prabowo memberikan wewenang kepada Taufik untuk menentukan nama calon dari Gerindra.
"Ketua Gerindra Jakarta namanya Muhammad Taufik. Kalau partai saya gitu, kalau ketua provinsi, dia yang tentukan, kalau ketua DPC, dia tentukan, saya bagaimana beliaulah," ujar Prabowo kepada wartawan di Klender, Jakarta Timur, Rabu (24/10).
Terkait pernyataan Prabowo, Suhaimi meminta penjelasan yang komprehensif.
"Itu perlu diperjelas maksudnya 'menyerahkan' itu apa. Menyerahkan soal administrasi atau menyerahkan pencalonan dirinya. Kalau diserahkan ke DPD atau DPW, istilahnya PKS, kalau dari Gerindra saya nggak ngerti maksudnya. Tapi kalau dari segi administrasi itu kan ada tanda tangan ketua DPW atau DPD sama sekretarisnya. Apakah maksudnya administrasi yang itu? Atau maksudnya agar Gerindra mencalonkan diri sendiri? Bagaimana ditafsiri Pak Taufik," pungkasnya. (gbr/imk)











































