"Kemarin dan hari ini, sudah buat tim. Konfirmasi terjadi kecelakaan. Kedua, kemarin siang, hari ini berada di perusahaan Lion Air," kata Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (30/10/2018). Haryo menjelaskan progres investigasi kecelakaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun KNKT belum bisa mengungkap isi rekaman tersebut. KNKT menunggu kotak hitam (black box) ditemukan.
Lion Air JT 610 take off dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, sekitar pukul 06.20 WIB, Senin (29/10). Pesawat hilang kontak sekitar 13 menit kemudian atau pukul 06.33 WIB.
"Pesawat sempat meminta return to base sebelum akhirnya hilang dari radar," kata Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas Ditjen Perhubungan Udara Sindu Rahayu dalam keterangan tertulis.
Permintaan return to base ini disampaikan oleh pilot 2 menit setelah lepas landas. AirNav menyatakan sudah merespons permintaan itu dengan memprioritaskan pesawat tersebut kembali ke bandara. Namun pesawat nahas tersebut keburu hilang kontak.
Pilot Lion Air JT 610 Bhavye Suneja juga sempat melaporkan masalah flight control pada ketinggian 1.700 kaki. Pilot meminta naik ketinggian.
"Pada jam 06.22 WIB, pilot menghubungi Jakarta Control dan menyampaikan permasalahan flight control saat terbang di ketinggian 1.700 feet dan meminta naik ke ketinggian 5.000 feet. Jakarta Control mengizinkan pesawat naik ke 5.000 feet," kata Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko lewat keterangan tertulis.
Beberapa jam setelah dinyatakan hilang kontak, pesawat yang baru dioperasikan pada Agustus 2018 itu dinyatakan jatuh. Hingga kini belum ditemukan serpihan besar pesawat itu, termasuk kotak hitamnya. (bag/dnu)