Utusan Pemerintah RI dan Inggris Bahas Kerja Sama Cegah Ekstremisme

Utusan Pemerintah RI dan Inggris Bahas Kerja Sama Cegah Ekstremisme

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Selasa, 30 Okt 2018 21:26 WIB
Pertemuan utusan Pemerintah RI dan Inggris bahas kerja sama mencegah ekstremisme. (dok. Istimewa)
Jakarta - Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Prof Syafiq A Mughni menerima kunjungan kehormatan Utusan Khusus Perdana Menteri Inggris untuk Kebebasan Beragama dan Penganut Kepercayaan, Lord Ahmad of Wimbledon. Keduanya membahas berbagai hal terkait Islam wasatiyyah, kurikulum pendidikan, hingga pertukaran pelajar dan pemuda terkait isu ekstremisme.

Syafiq menerima Lord Ahmad di gedung Sekretariat Negara pada Selasa (30/10/2018). Lord Ahmad juga sekaligus Menteri Negara Urusan Persemakmuran dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam pertemuan, utusan pemerintah RI-Inggris itu membicarakan hubungan antar-agama di tiap negara dan di tataran global.

"Kita bisa duduk bersama membicarakan kurikulum pendidikan, ketersediaan lapangan pekerjaan, atau penggalangan dana untuk kemanusiaan. Jadi, tidak melulu untuk membicarakan perbedaan tafsir agama yang dogmatis," kata Lord Ahmad dalam rilis yang diterima detikcom dari kantor UKP-DKAAP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Lord Ahmad, Indonesia memiliki peran penting untuk kerja-kerja perdamaian dunia serta mempromosikan Islam yang wasatiyyah.


Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti pertemuan tersebut dengan kerja sama bilateral yang nyata. Menurutnya, di Inggris ada kota dengan jumlah penduduk muslim yang cukup besar, seperti Birmingham, yakni mencapai 20% populasi.

"Indonesia memiliki peran penting dalam tataran global untuk mengatasi ekstremisme. Kita perlu mendorong promosi wasatiyyah Islam Indonesia," kata Moazzam.

Sebagai perwakilan pemerintah RI, Syafiq menyambut baik tawaran kerja sama Moazzam. Ia sepakat melakukan twinning program berupa pertukaran pelajar dan pemuda serta kerja sama antarsekolah terkait isu ekstremisme.

Menurut Syafiq, kerja sama ini penting dilakukan agar masyarakat tidak mudah saling menghakimi dan menyalahkan pihak lain. Selama ini, di Indonesia sudah sering terjadi kerja sama konkret antar-umat berbagai agama.

"Selain itu, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia sekaligus negara demokratis, Indonesia dapat menjadi contoh bagaimana ajaran Islam dan nilai demokrasi bisa berjalan beriringan. Karenanya, kami selalu mempromosikan nilai-nilai Islam wasatiyyah yang diterapkan di Indonesia untuk bisa menjadi inspirasi negara lain," ujar Syafiq.

Selain kerja sama antar-umat beragama, kedua pihak sepakat bahwa penting pula menguatkan peran wanita di masyarakat. Syafiq menuturkan, dalam sejarah agama-agama di dunia, telah terbukti bahwa wanita memiliki peran strategis dalam membawa perubahan positif. (nvl/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads