Katerina, Indonesianis Asal Ceko yang Luwes Menari-Menyanyi Bali

Katerina, Indonesianis Asal Ceko yang Luwes Menari-Menyanyi Bali

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Selasa, 30 Okt 2018 18:51 WIB
Katerina Syslova dalam 'The World Indonesianist Forum: The Role of Millennial Generation'. (Marlinda/detikcom)
Denpasar - Katerina Syslova tampak luwes saat menari janger dalam acara 'The World Indonesianist Forum: The Role of Millennial Generation'. Tak hanya menari, Katerina juga menyanyi dalam bahasa Bali.

Katerina merupakan satu di antara mahasiswa asing penerima program beasiswa Darmasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dia unjuk kebolehan menari sembari menyanyi setelah belajar hanya dalam waktu beberapa minggu.
Dengan mengenakan pakaian khas Bali, Katerina terlihat anggun saat menunjukkan kebolehan di depan para indonesianis dari 43 negara itu. Perempuan asal Ceko tersebut menari bersama 13 mahasiswa asing lainnya.

"Saya belajar tari janger hanya dalam waktu tiga minggu. Kemudian menghafal liriknya dalam waktu semalam, meskipun saya tidak bisa bahasa Bali," ujar Katerina saat berbincang dengan detikcom di Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Selasa (30/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Katerina mengaku baru menginjakkan kaki di Indonesia pada September 2018. Sejak saat itu, dia bersama teman-temannya kemudian mulai belajar tari janger.

"Kami sudah tiga kali melakukan performance di Bali," katanya.
Penampilan Katerina Syslova dan rekan-rekannya di 'The World Indonesianist Forum: the Role of Millenial Generation'.Penampilan Katerina Syslova dan rekan-rekannya di 'The World Indonesianist Forum: The Role of Millennial Generation'. (Marlinda/detikcom)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana ini mengaku selalu tertarik kepada Indonesia. Indonesia, yang memiliki banyak pulau serta beragam budaya, suku, dan bahasa, membuat Katerina tertarik.

"Bahkan Indonesia memiliki banyak agama dan kalian bisa menyatukan itu semua. Saya pikir itu sangat menarik. Indonesia is amazing," ujar Katerina.
Melihat penampilan Katerina dan teman-temannya itu, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri, Siswo Pramono, mengaku terkesan. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa multikulturalisme dan pluralisme adalah sebuah keniscayaan.

"Tari tadi, itu kan tidak ditarikan hanya untuk menggerakkan badan. Mereka harus tahu filosofinya, harus tahu bahasanya. Bahkan tadi mereka sudah bicara bahasa Bali. Kemudian mereka nanti memahami bahasa Jawa. Itu menunjukkan betapa multikulturalisme, pluralisme itu adalah keniscayaan," papar Siswo.

Siswo menambahkan dunia tidak bisa dipaksakan dalam satu budaya atau satu cara hidup saja. "Tapi semua harus hidup berdampingan, aneka budaya, aneka believe system secara damai, sesuai apa yang dicita-citakan Indonesia, makanya kita bicara mengenai Bhinneka Tunggal Ika," sambung dia. (mae/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads