Keluarga Kenang Jaksa Korban Lion JT 610 Sosok Sayang Keluarga

Keluarga Kenang Jaksa Korban Lion JT 610 Sosok Sayang Keluarga

Indra Komara - detikNews
Selasa, 30 Okt 2018 17:45 WIB
Ipar jaksa Andri, Rini Soegiyono (Foto: Indra Komara/detikcom)
Jakarta - Jaksa bernama Andri Wiranofa jadi salah satu penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jabar. Keluarga mengenang sosok Andri sebagai pribadi yang disiplin.

"Sosok yang suka membantu, memberi, melayani, disiplin," kata Rini Soegiyono yang merupakan ipar Andri di Nuansa Dukuh, Jl Man 2, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (30/10/2018).


Rini sempat mempersilakan awak media untuk melihat pesan terakhir Andri kepada orang di rumahnya yang ditulis di papan tulis kecil. Papan itu ditulis Andri sebelum dia terbang menggunakan pesawat Lion Air JT 610.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terbukti anak-anaknya juga dengan waktu jadwal bisa dilihat ke dapur, beliau mau pergi udah ditulis (catatan) di whiteboard," ujar Rini.


Rini melanjutkan, Andri juga pernah membuka pembicaraan kepada saudara kandung dan iparnya soal anak-anak. Andri pernah berpesan menitipkan anaknya ke saudara kandung maupun ipar jika lebih dulu tutup usia.

"Pesannya sih kalau Andri kan sibuk, jadi saya jarang ngobrol, kalau dengan adik saya pembicaraan kita tuh berkisar dia suka nitipin anak, 'kalau aku meninggal duluan titip ya anakku', terus 'aku meninggal aku mau dikubur di makam keluarga bapak'," papar Rini.

Pesan tulisan tangan Andri untuk keluarganya sebelum terbang ke PangkalpinangPesan tulisan tangan Andri untuk keluarganya sebelum terbang ke Pangkalpinang (Foto: Indra Komara/detikcom)

Saat kejadian, Andri pergi menuju Pangkalpinang bersama sang istri Niar Ruri Soegiyono. Andri meninggalkan dua putri yang masih berusia 12 tahun dan 7 tahun.


Andri, kata Rini, punya keinginan di akhir tahun untuk berbenah rumah hasil pemberian orang tuanya. Rumah itu dirapikan untuk membantu orang yang melintas antar provinsi lewat jalur Jawa Barat.

"Dia juga kan ada rumah hibah dari orang tua di daerah Beber sekitar 16 km dari Cirebon ke arah Kuningan. Di situ dia bilang mau bersihin rumahnya Desember. Mau dibuat musala karena di depannya jalan provinsi. Jadi biar banyak orang bisa istirahat salat, kita kasih minum buat yang lagi jalan, istilahnya musafir lah," kata Rini.

Keluarga tak menduga soal peristiwa jatuhnya pesawat yang ditumpangi Andri dan Niar. Rini mengenang Andri yang sering memberi peralatan ibadah ke keluarga sejak Idul Fitri silam.


"Saya waktu itu biasa-biasa aja karena dia seneng memberi, tapi kalau saya flashback dari lebaran sampai sekarang, nggak pernah nggak memberi, sampai terakhir sering kasih sarung ke cucu. Waktu Jumat, jadi 10 hari lalu, semua dikasih sarung buat Jumatan," kata Rini.

Rini mendadak tersedu-sedu ketika mengingat kebaikan Andri. Rini tak bisa menutupi kenangan adik iparnya itu yang punya kebaikan pada banyak orang.

"Spirit of giving-nya itu tinggi. Dari temannya itu yang bikin saya iri, betapa arti silaturahmi mendatangkan rejeki, itu bukan berarti kita hidup lama tapi kalau kita meninggal, kebaikannya dibicarakan orang yang mengenal kita," paparnya.


Rini mengatakan saat ini pihak keluarga sedang fokus untuk menyemangati 2 putri dari Andri. Rini berupaya membuat suasana normal tanpa terlihat ada bencana menimpa.

"Dia sangat dekat sama ibunya, dan ibunya sudah banyak memberi amanat, nanti kalau sudah normal mungkin kita bisa gali seperti biasa. Cuma yang saya usulkan dibuat sestabil mungkin di rumah. Nggak ada perubahan," katanya. (idn/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads