"Isu damai diperdebatkan di dunia internasional. Maka kamu akan dapat melihat kontribusi Indonesia di isu humanitarian. Contohnya Palestina," kata Retno di depan peserta 'The World Indonesianist Forum: The Rope of Millennial Generation' di Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Selasa (30/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melakukan apa pun yang kami bisa untuk men-support Palestina, dari masalah refugee, pembangunan kapasitas, pendidikan, apa pun. Kami akan support Palestina," katanya.
Sementara itu, untuk Afganistan, kata Retno, Indonesia terus secara maksimal memberikan dukungannya, khususnya terkait proses perdamaian di Afganistan.
"Semua orang tahu ini bukan persoalan mudah, tapi saya selalu meyakinkan bahwa pilihan untuk kita hanya dua. Melakukan sesuatu atau tidak melakukan apa pun. Dan untuk saya, lebih baik mencoba melakukan sesuatu," tuturnya.
Retno mengatakan, dengan dukungan-dukungan yang diberikan kepada negara-negara konflik tersebut, Indonesia berharap perdamaian dunia akan semakin tercipta. Untuk itulah Indonesia terus secara masif berupaya memberikan kontribusi.
"Jika semua orang memilih tidak melakukan apa-apa, saya nggak bisa membayangkan apa yang terjadi pada generasi muda kita. Untuk itu, Indonesia mencoba melakukan sesuatu. Kami bukan negara yang sempurna, tapi kami mencoba untuk berbagi. Palestina, Afganistan, Rakhine State, refugee, Cox's Bazar," paparnya.
'The World Indonesianist Forum: The Rope of Millennial Generation' merupakan acara yang digelar oleh Kementerian Luar Negeri. Dua ratus peserta dari 43 negara hadir dalam forum yang perdana digelar ini.
Acara yang digelar di Universitas Udayana, Denpasar, Bali, ini rencananya dilaksanakan pada 29-30 Oktober 2018. 'The World Indonesianist' ini bertujuan menghimpun para Indonesianist dari seluruh dunia agar ke depannya dapat secara masif ikut mempromosikan Indonesia. (mae/bag)