"Di sini ada 18 relawan yang terdaftar. Betul kami inisiatif sendiri sekarang," ujar salah satu instruktur selam, Allan Pella, di Dermaga JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (30/10/2018).
Alan mengatakan relawan itu berasal dari instruktur selam se-Indonesia. Namun yang bersiaga saat ini ialah mereka yang berposisi di Jakarta untuk memudahkan koordinasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Alan menuturkan pihaknya tidak cuma kali ini mengikuti Basarnas dalam proses pencarian. Ia dan relawan lain secara tidak langsung bekerja sama secara otomatis untuk membantu Basarnas. Sebelumnya, ia menyebut pernah membantu dalam proses evakuasi pesawat AirAsia QZ 8501, yang jatuh di Selat Karimata pada akhir 2014.
"Kami kerja sama, tapi kerja sama secara tidak langsung. Cuma sebelumnya kami pernah diminta Basarnas waktu AirAsia. Waktu itu diminta bantuan karena kan kami isinya instruktur semua di sini," tuturnya.
Terlihat di tenda relawan tersebut banyak sekali alat selam lengkap dengan tabung oksigen. Mereka mendirikan posko mandiri yang berada di dekat tenda Basarnas.
"Barang juga kami bawa mandiri semua ada emergency-nya, ada rescue-nya. Kami lengkap, misalnya medisnya untuk alat diving semua kami ada. Untuk pengisian tabung juga kami bawa mandiri," tutur Alan.
![]() |
Dalam penyelaman, jelas Alan, pihaknya berkoordinasi dengan Basarnas. Pergerakan mereka juga diatur lewat satu komando. Saat ini mereka diperintahkan berupaya mencari main body dari pesawat Lion Air.
"Kalau itu kembali ke prosedur, kami diarahkan untuk bagaimana dan ke mana, seperti apa, tapi target yang sekarang ini kami diupayakan untuk mencari main body. Pergerakan tetap dari Basarnas, kami harus satu komando," jelasnya.
Saksikan juga video 'Cuaca Mendukung untuk Proses Pencarian Lion JT 610':
(aan/aan)