Angin yang membawa debu ini hampir menutup wilayah sekitar Pantai Losari dan Benteng Rotteedam Makassar. Bahkan Pulau kecil dekat Makassar, Pulau Lae-lae sama sekali tidak terlihat oleh pandangan mata, Selasa (30/10/2018),
Di Benteng Rotterdam, beberapa siswa SD bahkan harus berlindung di balik tembok benteng bersama guru-guru mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, pedagang kaki lima, Haidir (46), menyebut angin disertai debu kecil ini berasal dari pengerjaan bangunan di sekitar pesisir pantai Losari yang tengah direklamasi. Dia menyebut angin disertai debu ini baru pertama kali terjadi.
"Ini baru pertama kali sampai debu ikut terbang dan penuhi rumah dan motor," ungkapnya.
Di lokasi terpisah, Marina (37), pedagang pisang epe di Pantai Losari menyebut bahwa kencangnya angin debu ini sampai membuat Pulau Lae-Lae tidak terlihat oleh pandangan mata.
"Itu di sana Pulau Lae-lae sudah tidak kelihatan," sebut dia.
Pantaun di Pantai Losari, debu ini berasal dari wilayah reklamasi yang saat ini dibangun pemerintah Kota Makassar. Bangunan sebuah hotel yang berjarak 1 kilometer pun hanya terlihat samar-samar akibat angin disertai debu ini.
Sementara itu, para penduduk yang melintasi wilayah pinggiran pantai ini harus menutup hidung agar tidak menghirup debu yang berterbangan. Bahkan beberapa pedagang menyiramkan air di depan lapak mereka untuk menahan debu. (fiq/asp)