Ini Proses Kerja KR Baruna Jaya Cari Kotak Hitam Lion Air JT 610

Ini Proses Kerja KR Baruna Jaya Cari Kotak Hitam Lion Air JT 610

Matius Alfons - detikNews
Selasa, 30 Okt 2018 13:17 WIB
Kapal Riset Baruna Jaya I (Foto: Dok. BPPT)
Karawang - Kapal Riset Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) masih melakukan proses pencarian di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Laut Jawa. Kapal ini menggunakan teknologi multibeam echosounder dan side scan sonar.

Kedua alat itu dipakai untuk mencari keberadaan kotak hitam (black box) dan badan pesawat di dasar laut. detikcom yang ikut bersama tim mendapat kesempatan melihat ruang pengolahan multibeam echosounder dan side scan sonar.

Petugas mengamati data olahan dari alat yang dipakai untuk mencari Lion Air JT 610Petugas mengamati data olahan dari alat yang dipakai untuk mencari Lion Air JT 610 (Foto: Matius Alfons/detikcom)


Pada pukul 10.40 WIB, ada tiga petugas BPPT yang terdiri dari satu orang bagian akuisisi data dan dua orang pengolah data. Mereka tengah memantau dan memproses data dari multibeam echosounder dan side scan sonar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi saat ini kita membantu KNKT untuk mengidentifikasi secara general dulu kemungkinan daerah daerah mana yang bisa dimungkinkan untuk mengidentifikasi dan mencari suspect," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan, M Ilyas, di ruang pengolahan kapal Baruna Jaya 1, Selasa (30/10/2018).


Data diperhatikan untuk mencari posisi Lion Air JT 610Data diperhatikan untuk mencari posisi Lion Air JT 610 (Foto: Matius Alfons/detikcom)

Selanjutnya data-data berupa dugaan objek dasar laut akan diinformasikan kepada KNKT. Selanjutnya pencarian black box dilakukan menggunakan ping locator. Ping locator merupakan alat penerima sinyal dari black box.

"Kemudian yang menjadi suspect itu nanti akan kita informasikan kepada KNKT untuk lakukan ping locator," jelas Ilyas.


Sementara itu, Kasie Sarana dan Prasarana Balai Teknologi Survei Kelautan (Teksurla) BPPT, Ikhsan Budi Wahyono, mengatakan tim juga menurunkan remotely operated vehicle (ROV), robot penyelam yang mempunyai kamera.

"Kita akan menurunkan ROV untuk lebih memberi kejelasan visual, apa saja benda yang ada di dasar perairan tersebut. ROV ini langsung terhubung dengan monitor di Kapal, jadi bisa memberi panduan langkah-langkah evakuasi," tutur Ikhsan.


"Teknologi ping locator ini menerima sinyal akustik dari black box, sehingga lokasi kotak hitam dapat diketahui keberadaannya, untuk lebih lanjut akan diambil oleh tim penyelam," sambungnya.

ROV yang dipakai di KR Baruna JayaROV yang dipakai di KR Baruna Jaya (Foto: Dok. BPPT)

Sebelumnya, Basarnas menyatakan pesawat tersebut jatuh di koordinat 05 derajat 46 menit 15 detik South, 107 derajat 07 menit 16 detik East. Basarnas yang jadi leading sector pencarian kemudian menetukan luas lokasi pencarian 150 nautical miles (NM) square. Area itu didasarkan penghitungan arus. Pencarian korban yang berada di permukaan dan kemungkinan terseret arus pun sudah diantisipasi.


Pesawat Lion Air JT 610 merupakan pesawat Boeing 737 Max 8 yang baru dioperasikan pada Agustus 2018. Pesawat dengan rute Jakarta-Pangkalpinang itu lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (29/10) pukul 06.20 WIB.

Namun pada pukul pukul 06.33 WIB, pesawat itu hilang kontak hingga akhirnya ditemukan jatuh di kawasan laut di utara Karawang, Jawa Barat. Total ada 189 orang di dalam pesawat itu.


Saksikan juga video 'Melacak Badan Lion Air, Basarnas Pakai Multibeam Echosounder':

[Gambas:Video 20detik]

(jbr/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads