"Kalau pecahin kaca, pecahin kaca, itu ada," kata Kasubag Humas Polres Jakarta Selatan AKP Suharyono saat dihubungi, Senin (29/10/2018).
Suharyono mengatakan situasi saat ini sudah kondusif. Pernyataan resmi terkait pengamanan demonstrasi tersebut selanjutnya akan disampaikan oleh Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demo tersebut dikoordinasi oleh Gabungan Aksi Roda Dua (Garda). Demo menuntut kenaikan tarif bagi para driver.
"Tuntutan masih sama seperti sebelumnya, untuk roda dua tarifnya Rp 3.000 per km, perjanjian kemitraan yang adil, dan hilangkan suspensi atau putus mitra sepihak tanpa ada alasan yang jelas," ungkap anggota Presidium Garda Igun Wicaksono dalam pernyataannya.
Grab Tak Toleransi
Sementara itu, pihak Grab menegaskan tidak menoleransi atau melakukan peninjauan ulang kepada driver yang terbukti melakukan tindakan kriminal dan melanggar kode etik Grab.
"Menanggapi tuntutan sekelompok mitra pengemudi terhadap open suspend, kami tegaskan bahwa manajemen Grab tidak akan menoleransi serta melakukan peninjauan ulang terhadap keputusan pemutusan hubungan kemitraan (blacklist) yang telah diberlakukan kepada mitra pengemudi yang terbukti melakukan tindakan kriminal dan melanggar kode etik Grab," tutur Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata dalam pernyataannya, Senin (29/10).
Ketegasan tersebut diambil sebagai bentuk keberpihakan Grab terhadap pelanggan setia serta ribuan mitra pengemudi yang bekerja secara jujur yang dirugikan karena tindak kecurangan yang dilakukan oleh sekelompok mitra pengemudi ini.
"Teknologi kami memungkinkan para pengemudi untuk mendapatkan penghasilan yang baik, dengan lebih efisien tanpa harus menggunakan cara-cara curang," kata Ridzki.
Pantauan detikcom, hingga pukul 18.20 WIB, sejumlah driver masih bertahan. Namun massa hanya menunggu di luar gedung dan tak tampak ada kerusuhan lagi. (rna/fjp)