"Selamat datang di Indonesia, semoga kalian bisa mengerti negeri ini, bagaimana kita bertoleransi, kadang ada konflik personal, tapi tidak secara langsung ini karena banyaknya warga negara kita, dan itu bisa kita atasi," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (29/10/2018).
Peserta terdiri atas 15 perempuan dan sisanya laki-laki. Selain berasal dari beragam negara, mereka berasal dari latar belakang agama yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK mencontohkan bagaimana Indonesia menjaga keberagaman dengan berkembangnya tujuan wisata Candi Borobudur yang berlatar belakang Buddha dan Bali yang berlatar belakang Hindu. Padahal, seperti diketahui, lebih dari 80 persen warga negara Indonesia adalah muslim.
"Kita punya Bali, mayoritas Hindu berada di sana. Kita punya Borobudur. Untuk umat Islam kita juga ada Masjid Istiqlal sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara," tutur JK.
"Kita juga punya 15 hari libur nasional. Ada hari libur untuk masing-masing agama. Kita memaknai toleran adalah dengan menghormati satu sama lain. Tidak ada diskriminasi di sini. Saya tidak tahu bagaimana negara kalian mengatur harmonisasi," imbuhnya.
Hadir dalam pertemuan ini adalah Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir dan Kepala Setwapres Mohammad Oemar.
Wamenlu Fachir menyatakan ini merupakan kedua kalinya diadakan ASEAN Interfaith Youth Camp. Mereka berada di Indonesia selama satu minggu hingga 4 Oktober 2018.
Saksikan juga video 'Indonesia Negara Superpower Kebudayaan':
(rna/hri)











































