"Kita sebagai generasi penerus harus punya komitmen tetap jaga NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika," ucap Tjahjo dalam seminar yang diadakan FKPPI di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (29/10/2018).
Pemerintah menjamin kebebasan masyarakat untuk berserikat. Namun, tidak boleh melenceng dengan Pancasila.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tjahjo menyinggung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dibubarkan oleh pemerintah. Mereka dianggap akan mengubah Pancasila dengan ideologi khilafah.
"Contoh pembubarkan Ormas ini karena jelas sikap dan ideologi. Padahal daftar sebagai ormas Pancasilais, tapi punya agenda lain," kata Tjahjo.
Sementara itu, Menhan Ryamizard Ryacudu menyebut pertarungan dengan radikalisme lebih kepada petarungan ideologis daripada fisik atau militer.
"Ancaman yang paling penting, ancaman terhadap mindset. Perang ke depan adalah ubah mindset. Kita adalah Pancasila, kita di tengah, tidak ke kiri, tidak ke kanan. Kiri ekstrim itu PKI, kanan ekstrim itu radikal," kata Ryamizard.
Ryamizard meminta kepada anggota FKPPI dan Ormas lain untuk bersatu melawan radikalisme. Dia menganalogikan kekuatan persatuan dengan kerja sama semut.
"Saya ibaratkan dengan semut. Persatuan nasional sangat penting, semut punya etos persatuan tinggi. Tidak bicara soal dirinya, mereka bersatu. Dan saat bersatu, dia kuat. Itulah bela negara. Gajah itu bisa mati oleh semut," kata Ryamizard.
Saksikan juga video 'Waspada! Radikalisme Incar Kader Profesional di Kampus':
(aik/idh)











































