"Lama perjalanan pulang pergi dan saat melakukan ibadah membuat para jamaah saat diantar oleh keluarga diiringi dengan tangisan. Karena mereka akan berpisah dalam waktu yang lama," kata Mahyudin Senin (28/10/2018).
Adanya kemajuan teknologi dengan terciptanya pesawat terbang, membuat jarak tempuh antara Indonesia dan Arab Saudi bisa ditempuh dalam waktu singkat. Terlebih, dengan sistem ibadah haji khusus yang menjadikan ibadah ini lebih singkat tidak lebih dari dua minggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu yang bisa berkomunikasi jarak jauh hanya wali saja," ungkapnya.
Meski ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak positif dan kemajuan namun dari penggunaan teknologi ini juga mempunyai dampak negatif. Diungkapkan dalam survei di sebuah daerah terbukti 40 persen angka perceraian diakibatkan dari media sosial.
"Media sosial memunculkan hubungan yang lain," paparnya.
Dampak buruk dari media sosial tidak hanya itu, sekarang juga sering tersebar hoax alias berita bohong. Hoax dibuat oleh orang-orang yang tidak suka dengan keberhasilan orang lain, haters.
"Haters adalah orang yang susah melihat orang senang, senang melihat orang susah," tutur Mahyudin.
Dampak buruk kemajuan teknologi dan globalisasi, menurut Mahyudin merupakan salah satu tantangan kebangsaan. Untuk menangkal hal tersebut, MPR melakukan Sosialisasi Empat Pilar.
Menurut pria asal Kalimantan itu, Empat Pilar merupakan alat pemersatu. Indonesia dikatakan memiliki beragam suku, agama, bahasa, dan perbedaan lainnya.
"Sama dengan Bontang, di kota ini berbagai suku dan agama ada," tambah Mahyudin.
Sebagai negara yang majemuk, Indonesia perlu bersyukur sebab kita memiliki Pancasila. Ia membandingkan dengan Arab Saudi yang suku dan bahasanya tidak banyak namun mereka selalu didera konflik.
"Inilah berkah kedamaian di Indonesia yang patut disyukuri," ujarnya.
Mahyudin mengatakan, dulu ibu-ibu saat sekolah mendapat pelajaran PMP. Namun, dalam era reformasi mata pelajaran itu dihapus dan selanjutnya diganti PPKN.
"Dulu pelajaran PMP penting, meski matematika dapat nilai 8 kalau PMP dapat 5, ia tidak naik kelas," tegas Mahyudin.
Selain PMP, pelajar dan element masyarakat lainnya juga dapat Penataran P4. Setelah era reformasi, MPR melakukan sosialisasi untuk lebih menggiatkan dan menanamkan kembali Pancasila.
"Ini merupakan amanat UU MD3," terangnya.
Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, perlu disosialisasikan, sebab menurut Mahyudin untuk menjawab tantangan seperti di atas, Sosialisasi Empat Pilar ditujukan kepada seluruh masyarakat.
Tonton juga video 'Indonesia Hadapi Ancaman Serangan Cyber Hoax':
(idr/idr)











































