"Aku gak penah mencaci orang, nah yang itu tuh bukan mencaci tapi aku ngedumel sendiri," ujarnya saat wawancara khusus yang tayang di detikcom, Minggu (28/10/2018).
Lalu apa bedanya?
"Kalau mencaci itu saya bilang langsung, Anda bla-bla-bla. Kalau ngedumel ini situasinya yang dikatain," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun begitu, perempuan kelahiran 19 Januari 1994 itu mengaku dirinya memang kerap kurang menyaring kata-kata atau kalimat yang dilontarkannya. Sadar akan hal itu dan efek yang ditimpulkan dalam kasus Sandiaga, Gustika menyatakan dirinya sama sekali tidak menyesalinya. "Aku gak cari sensasi, tapi bahwa aku dapat sensai iya," ujarnya.
Terhadap pihak-pihak yang menilai kritik yang disampaikannya tidak sopan, ia juga punya alasan. Andai dirinya menyampaikan kritik dalam kalimat dan pilihan kata biasa-biasa saja, dia ragu apakah yang dikritik akan mendengarnya dengan baik. "Jadi memang kadang mesti digebrak, baru orang sadar. Jadi aku enggak ada penyesalan sama sekali untuk hal ini," ujar sarjana ilmu perang dari King's College, Inggris.
Seperti diketahui, cucu Bung Hatta itu baru sekitar tiga pekan berada di Indonesia usai menyelesaikan studinya di Inggris. Pekan lalu dia tanpa sengaja menyimak kicauan video singkat Dahnil Anzar Simanjuntak lewat akun seorang temannya. Di situ Dahnil menyamakan sosok Sandiaga mirip dengan sosok proklamator Bung Hatta.
Sebagai cucu sang Proklamator, Gustika tak terima pengidentifikasian tersebut. "Tidak kenal dengan Bung Hatta tidak usah mengibaratkan sebagai Bung Hatta. tidak elok menggunakan nama beliau (dan Eyang Karno) demi kepentingan politik. I'm so done, setiap pilpres nama beliau digadai-gadai. it's getting old @Dahnilanzar," begitu tulis Gustika sambil me-retweet video dari akun Twitter Faldo Maldini.
Selai cuitan itu, dia juga melontarkan kritik lewat twitternya dalam nada marah, sehingga ada kata yang dinilai tak pantas untuk diungkapkan oleh seorang cucu Bung Hatta.
Terlepas dari kontroversi yang muncul, Dahnil sendiri kemudian mengubah kalimatnya dari semula menyamakan sosok Sandiaga dengan Hatta, menjadi Sandiaga ingin meneladani kepemimpinan Bung Hatta. "Setiap kepemimpinan hari ini kan pasti berusaha mencari keteladanan dari kepemimpinan sebelumnya. Nah salah satu kepemimpinan yang bisa kita teladani adalah Bung Karno, Jenderal Soedirman, kemudian Bung Hatta," jelas Dahnil. (erd/jat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini