"Jadi Dradjad Wibowo keliru jika menuduh bahwa kebijakan Jokowi kebijakan politik sontoloyo. Cara pandang Dradjad Wibowo yang sontoloyo dan keblinger, di satu sisi mengatakan positif, tapi sisi lain dia mengecam bahwa kebijakan itu memiliki motif kepentingan Pilpres dan saya sangat menyesalkan yang ngomong sekelas Dradjad Wibowo," ujar Ketua DPP Hanura Benny Rhamdani saat dihubungi, Minggu (28/10/2018).
Ketua DPP Hanura Benny Rhamdani. Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom |
Hanura heran terhadap Dradjad yang di sisi lain menyambut baik pembebasan biaya jembatan yang sebelumnya berupa Tol Jembatan Suramadu itu. Hanura meminta Dradjad bersikap negarawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Partai Golkar mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberi akses gratis melewati jembatan Suramadu di Jawa Timur. Golkar meminta elite PAN Dradjad Wibowo tidak nyinyir jika menyebut kebijakan Jokowi sontoloyo.
"Saya kira itu hak presiden untuk menggratiskan jembatan Suramadu karena presiden sudah mempertimbangkan aspek-aspek break event point dari jembatan Suramadu tersebut. Saya kira kelompok sebelah jangan nyinyir dengan apa yang dilakukan Pak Jokowi. Orang mau mensejahterakan rakyat kok dinilai negatif?" kata Ketua DPP Golkar, Tb Ace Hasan Syadzily saat dihubungi.
Ketua DPP Golkar, Tb Ace Hasan S. Foto: dok. DPR |
Sebelumnya, Dradjad yang merupakan Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN menyambut baik pengapusan tarif jembatan Suramadu oleh Jokowi. Kendati menyambut baik, PAN juga mempertanyakan kebijakan itu. Namun, dia mengaku memaklumi jika Jokowi membantah pembebasan biaya tersebut terkait Pilpres 2019.
"Soal timingnya dan bantahan Pak Jokowi? Yah saya maklum saja lah. Tidak perlu didebatkan. Soalnya Pak Jokowi kan politisi juga. Butuh suara juga. Dan petahana memang selalu diuntungkan. Bisa membuat kebijakan populis atas beban APBN atau BUMN. Jadi saya maklum saja," tutur Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo, kepada wartawan, hari ini.
"Meski dalam hati bertanya, ini tergolong kebijakan sontoloyo atau tidak ya? He..he," imbuh Dradjad.
Dalam kesempatan lain, Jokowi menjelaskan usulan pembebasan biaya jembatan Suramadu sudah ada sejak tahun 2015. Jokowi membantah kebijakannya terkait dengan politik.
"Ya kalau kita mau urusan politik nanti saya gratiskan bulan Maret saja, tahun depan. Gitu loh. Jangan apa-apa dikaitan dengan politik, ini urusan ekonomi, investasi, kesejahteraan, keadilan," ujar Jokowi di Jembatan Suramadu, Jawa Timur, Sabtu (27/10). (dkp/imk)












































Ketua DPP Hanura Benny Rhamdani. Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom
Ketua DPP Golkar, Tb Ace Hasan S. Foto: dok. DPR