Sebagaimana diketahui, para pemimpin Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Persis, Dewan Dakwah Islamiah Indonesia, dan lainnya telah menyepakati 5 pernyataan bersama yang intinya menolak adanya adu domba dan perpecahan.
"Para pemimpin Ormas Islam segera mengambil langkah-langkah yang bisa mendinginkan suasana yang sempat menghangat, khususnya di media sosial, setelah adanya pembakaran bendera (HTI)," kata Rommy, dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tak lepas dari rekam jejak mereka yang merupakan pendiri NKRI dan konsisten menjaga NKRI," tambah Rommy.
Rommy meminta agar seruan dari para tokoh umat ini agar bisa diikuti oleh akar rumput. Ia berharap semua umat Islam ikut terlibat menetralisir isu ini, khususnya di media sosial agar kontreversi ini tidak berlanjut.
Cicit pendiri NU KH Wahab Hasbullah ini juga mengimbau agar umat Islam tidak terjebak pada provokasi yang membuat umat saling bertikai. Ia melihat ada upaya sejumlah pihak menunggangi semangat umat Islam yang berkembang di Indonesia untuk propaganda negatif seperti yang terjadi di Suriah.
"Perang saudara yang terjadi di Suriah bermula dari perbedaan fiqhiyah yang berkembang menjadi ketegangan antar madzhab," tambah Rommy.
Sementara untuk proses hukum atas pembakaran itu, Rommy meminta untuk diserahkan kepada aparat hukum. Ia meminta kepada apparat hukum untuk melakukan tindakan secara imparsial dan rasa keadikan di tengah masyarakat tetap terjaga. (ega/mul)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini