"Kalau Pak Jokowi menyebut politikus sontoloyo, bukan berarti bicara kasar atau merendahkan si politikus yang memang merasa dirinya sontoloyo, tapi yang dimaksud Pak Jokowi adalah politikus yang jadi sontoloyo dengan mengangon 'bebek-bebek' yang berceloteh tentang hoax dan hasut, bahkan si politikus tersebut ikut-ikutan konyol!" kata Inas melalui keterangan tertulis, Jumat (26/10/2018).
Baca juga: Siapa yang Sebenarnya Sontoloyo? |
Inas lalu mengungkit capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang dianggapnya sering berbicara tanpa data. Dia mencontohkan ketika Prabowo menyebut 99% rakyat Indonesia miskin.
"Bahkan Prabowo pernah mengatakan Indonesia bakalan bubar tahun 2030, konyol banget kan? Saking bangetnya maka nggak salah dong, kalau kita julukin dia 'The Great Sontoloyo'," ujar Inas.
Serangan Inas itu langsung dibalas oleh politikus Gerindra Habiburokhman. Namun dia tak lantas menyerang balik Inas ataupun capres nomor urut 01 Jokowi.
"Faktanya bagi rakyat Pak Prabowo justru pemimpin besar dan idola. Banyak sekali hal-hal positif yang beliau tunjukkan sebagai bukti kenegarawanan. Pak Prabowo tidak pernah mencela pihak lain, tapi Prabowo juga contoh tokoh yang ikhlas sebagaimana disebut oleh Gus Dur (Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, -red)," kata Habiburokhman.
Masih soal 'sontoloyo', sebelumnya Waketum Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR Fadli Zon bikin puisi berjudul kata tersebut. Dia menutup puisinya dengan frasa 'rezim sontoloyo'.
Puisi Fadli kemudian dibalas puisi oleh Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago, Wasekjen PKB Daniel Johan, dan juga Inas. Berikut kutipan puisi Fadli Zon itu:
SONTOLOYO!
kau bilang ekonomi meroket
padahal nyungsep meleset
sontoloyo!
kau bilang produksi beras berlimpah
tapi impor tidak kau cegah
sontoloyo!
kau bilang pengangguran turun
orang cari kerja makin berjibun
sontoloyo!
utang numpuk bertambah
rupiah anjlok melemah
harga-harga naik merambah
hidup rakyat makin susah
kau jamu tuan asing bermewah-mewah
rezim sontoloyo! (bag/fjp)