"Saya pikir Jokowi ini kesal karena dia berharap bisa menang mutlak. Tapi sementara ini kenyataannya tidak demikian," kata Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun saat dihubungi, Rabu (24/10/2018) malam.
"Padahal apa yang tidak beliau miliki? Kepala daerah berduyun-duyun mendukung beliau. Parpol pendukung Jokowi juga lebih besar. Tapi perlawanan grass root oposan seperti tidak ada henti," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau melihat penjelasan jokowi, dia jengkel menggunakan kata sontoloyo kepada isu SARA, hoaks, dan lain-lain. Ini semua diframing oleh beliau dalam satu framing, gerakan ganti presiden, hoax Ratna, Habib Rizieq sampai dengan aksi penolakan pembakaran bendera," tutur Rico.
"Intinya beliau kesal dengan semua gerakan itu," simpulnya.
![]() |
"Dulu Jokowi secara demonstratif pernah berlatih tinju. Beberapa bulan silam Jokowi mempersilahkan relawannya jangan takut untuk berkelahi. Sekarang Jokowi menyerang politisi lawannya dengan kata sontoloyo," bebernya.
Rico menambahkan, terkait apa yang diucapkan Jokowi soal politik sontoloyo, tim suksesnya diharapkan tetap tenang.
"Kalau menurut saya yang bisa dilakukan oleh elit pendukung jokowi ialah bersikap tenang dan tidak jumawa. Fokus saja sosialisasi pemenuhan janji Jokowi yang sudah dilakukan," saran Rico.
Sebelumnya Jokowi telah mengklarifikasi soal ucapannya, Jokowi mengaku karena kesal terhadap cara politik kotor itulah dia kelepasan mengeluarkan istilah 'politik sontoloyo'. Dia sendiri menegaskan tidak pernah sebelumnya mengeluarkan istilah itu.
"Inilah kenapa kemarin saya kelepasan, saya sampaikan 'politikus sontoloyo' ya itu. Jengkel saya. Saya nggak pernah pakai kata-kata seperti itu. Karena sudah jengkel ya keluar. Saya biasanya ngerem, tapi sudah jengkel ya bagaimana," kata Jokowi.
Simak Juga 'Politik Sontoloyo Jokowi Sindir Siapa?':
(rna/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini