"Kalau kecolongan, nggaklah. Kalau kecolongan, akan terjadi tindakan yang lebih dari itu. Kejadian kan di kecamatan ya, ya jadi yang mengamankan cukup dari polsek dan polres. Kemudian kan untuk SOP (standard operating procedure)-nya, Polri sudah membuat rencana pengamanan," jelas Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
Hal itu disampaikan Dedi kepada detikcom di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru,Jakarta Selatan, Rabu (24/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi menyampaikan pihaknya telah cepat tanggap menyikapi peristiwa pembakaran tersebut. Sebagai bukti, lanjut Dedi, aparat langsung mengamankan tiga terduga pelaku.
"Artinya, setelah kejadian itu kan langsung cepat diantisipasi, agar tidak meluas. Sudah bisa diredam dan yang dicurigai melakukan pembakaran langsung diamankan oleh pihak kepolisian," ujar Dedi.
Disinggung bagaimana kinerja polisi intelijen sampai terjadi peristiwa itu, Dedi menyampaikan polisi intelijen telah memprediksi potensi provokasi sebelum peristiwa terjadi.
"Intel pun sudah memprediksi akan ada kejadian seperti itu. Salah satu yang diprediksi intel di Hari Santri akan ada provokasi seperti itu," tambah Iqbal.
"Mungkin di polda lain kan (berkibarnya bendera berkalimat tauhid) bisa kita redam dengan baik, artinya tidak sampai terjadi pembakaran. Jadi panitia, begitu menemukan (bendera), itu langsung diamankan," imbuh dia. (aud/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini