MUI: Dusta-Benci Dianggap Biasa di Masyarakat, Padahal Bahaya

MUI: Dusta-Benci Dianggap Biasa di Masyarakat, Padahal Bahaya

Eva Safitri - detikNews
Rabu, 24 Okt 2018 18:00 WIB
Gedung MUI (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan memendam sikap dusta dan benci masih dianggap biasa oleh masyarakat. MUI meminta seluruh masyarakat menjauhi kedua sikap itu.

"Tema ini memang kita coba rumuskan bersama karena melihat dua perbuatan buruk ini jangan menjadi sebuah lifestyle masyarakat apalagi pemimpinnya. Jangan dianggap sebagai keniscayaan. Sekarang itu dusta dan benci itu dianggap sebagai biasa-biasa saja," ujar Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Didin Hafidhuddin, Rabu (24/10/2018).

Hal ini diungkapkan Didin usai rapat pleno MUI ke-32 di Aula Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Hal ini dibahas dalam rapat pleno ialah masalah aktual kebangsaan dan keumatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Didin mengatakan tema ini dirumuskan karena pihaknya melihat masyarakat Indonesia tengah dihadapkan pada beredarnya informasi bohong dan juga disebarkannya informasi yang bisa memicu pada kebencian. Menurutnya, hal ini bisa berdampak pada rasa hilangnya kepercayaan kepada pemimpin, sumber berita, dan juga antarmasyarakat.

"Karena (di dalam diri sudah menganggap) yang disampaikan itu banyak dustanya dari pada kebenarannya," ucapnya.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Didin HafidhuddinWakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Didin Hafidhuddin (Foto: dok. Istimewa)

Didin menjelaskan sikap dusta dan benci itu sudah menjalar ke bidang-bidang lain, seperti bidang politik dan ekonomi. Didin bahkan menyebut banyak data yang tidak sesuai dengan kebijakan akibat perbuatan dusta.


"Sampai data-data yang seharusnya benar dan sesuai standar dari sebuah kebijakan ternyata data pun banyak yang tidak benar," katanya.

Saat ini masyarakat diduga tengah terjangkit penyakit kebencian. Banyak kelompok masyarakat yang saling mencari aib dari kelompok lainnya.

"Antara kelompok satu dan yang lain yang dicari-cari cara membuka aurat orang lain membuka aibnya kemudian memfitnahnya," ungkapnya.

Didin menuturkan MUI pernah membahas hal yang sama dan membuat kesepakatan tentang penguatan ukhuwah pada rapat pleno 2015. Masyarakat pun sudah diminta menjauhkan diri dari perbuatan dan tindakan tersebut karena akan berakibat mengurangi ukhuwah islamiyah.


"Karena bagaimanapun juga kondisi dan peran umat Islam di Indonesia itu sangat menentukan dari eksistensi bangsa. Ketika umat Islam misalnya berada dalam situasi dan kondisi yang buruk, perilakunya itu juga akan menyebabkan kerusakan pada perilaku bangsa dan negara secara umum," tuturnya.

MUI mengimbau agar seluruh masyarakat baik pemimpin dan para alim ulama untuk menghindari sikap dusta dan benci. Pihaknya berpesan masyarakat seharusnya mengembangkan sikap kejujuran dan amanah.

"Dan kemudian juga kasih sayang dan kedamaian. Karena bagaimanapun juga NKRI ini adalah warisan yang sangat berharga harus kita perjuangkan, pertahankan, jangan sampai hancur karena perilaku-perilaku kita sendiri. Itu intinya," ujar Didin. (jbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads